NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Praktik playing victim jamak terjadi dan dilakukan di dunia politik. Secara sederhana, istilah itu bermakna suatu cara yang dilakukan oleh orang yang membuat dirinya seolah-olah menjadi korban atau pihak yang didzalimi, merasa difitnah dan diserang oleh pihak lain dengan tujuan agar mendapatkan simpati dari banyak orang sekaligus melemparkan kesalahan atau tanggung jawab kepada pihak lain.
Sederhananya lagi, playing victim adalah orang yang menempatkan dirinya sebagai korban guna mendapatkan simpati dan rasa kasihan dari orang lain untuk lari dari tanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Baca juga:
- Mahkota Raja Jokowi, Menusuk Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Keluarga Ningrat di Jawa!
- PPP Sebut Kubu Prabowo Gunakan Strategi Donald Trump untuk Menangi Pilpres 2019
Playing victim adalah praktik jahat. Dan umumnya, pelaku praktik ini adalah orang-orang cerdas yang mampu berakting dan skenario yang bisa membuat orang lain terpukau sekaligus memanfaatkan rasa simpati orang banyak, menciptakan sebuah kondisi gaduh dan memikat perhatian orang.
Pekan lalu, publik Indonesia dibuat gaduh oleh sebuah poster yang menunjukkan Joko Widodo seorang raja, alias Raja Jokowi. Poster gagah itu terpampang di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Di poster tampak gambar Joko Widodo mengenakan pakaian kebesaran seorang raja dan bermahkota. Di samping foto, ada diselipkan lambang sebuah parpol, PDI Perjuangan.
Baca juga: PSI Tuding Konsep Ekonomi Prabowo Sosialis-Komunisme
Baca juga: PSI Sebut Prabowo Sosok Tempramental
Baca juga: Politikus PSI Tuduh Sandiaga Uno Bela Pengusaha Kakap
Baca juga: PSI Sebut Prabowo-Sandi Pelaku Usaha dan Ekonomi Kebodohan
Baca juga: PSI: Jangan-jangan Tim Ekonomi Prabowo-Sandi Bodoh-bodoh
Poster ‘Raja Jokowi’ itu membuat masyarakat gerah. Kegaduhan pun segera terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Elite PDI Perjuangan lantas meradang dengan poster tersebut. Dan segera membuat tuduhan dan tudingan, bahwa poster ‘Raja Jokowi’ dibuat dan disebarkan kelompok oposisi. “Atribut itu bersifat black campaign (kampanye hitam),” sebut Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Bahkan tak segan, PDI Perjuangan menyebut poster ‘Raja ‘Jokowi’ telah menghina dan melecehkan diri pribadi seorang Jokowi.
Baca juga: KNPI Marah Foto Jokowi Disandingkan Dengan Koruptor Fahd Arafiq
Narasi tuduhan kepada pihak oposisi di balik poster ‘Raja Jokowi’ tak hanya diucapkan Hasto. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto juga mengucapkan tuduhan serupa. Menurutnya, pihak oposisi sengaja mendanai kampanye hitam untuk menjatuhkan Jokowi.
Bambang kemudian merinci total jumlah uang yang digunakan untuk membuat poster ‘Raja Jokowi’. Dia sepertinya tahu persis berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membuat poster tersebut. Kata Bambang, ada 10 poster ‘Raja Jokowi’ di setiap desa di Jawa Tengah. Dan jumlah desa di Jateng sebanyak 8.559, kata Bambang.
Baca juga: Akun Robot Pendukung Jokowi Diduga Jadi Sumber Hoax
Baca juga: Kubu Prabowo-Sandi Duga Ada Irisan Pendukung Jokowi Pembuat Skandal Sandiaga
Baca juga: Relawan Prabowo-Sandi Polisikan Pembuat dan Penyebar Skandal Sandiaga
Baca juga: Sudirman Said Sebut Situs Skandal Sandi Bentuk Kampanye Hitam
Baca juga: Berita Hoaks itu Anti Kemanusiaan dan Membunuh Peradaban
Analisa subyektif Bambang, berarti ada 85 ribu lebih poster ‘Raja Jokowi’ terpasang. Sekali pasang, sang pemasang memperoleh uang Rp 5.ooo per poster, bambu dan tali Rp 5.000. Jadi, totalnya Rp 10.000 per pasang.
Ditambah lagi biaya cetak, pemesanan dan pengiriman. “Dikali berapa itu, sudah keliatan angkanya besar,” cetusnya. Singkat kata, Bambang menyebut uang yang dibutuhkan untuk poster ‘Raja Jokowi’ tak kurang dari Rp 3-4 miliar!
Baca juga: Timses: Pernyataan Prabowo Soal ‘Tampang Boyolali’ Dipolitisasi Kubu Jokowi-Ma’ruf Amin
Baca juga: Arsul Sani Sebut Jokowi Sengaja Pakai Kata ‘Politik Genderuwo’ untuk Kubu Sebelah
Baca juga: Arief Poyuono Curiga Joko Widodo Sendiri yang Peragakan Politik Genderuwo
“Ini uang besar, tentu yang punya gawe (pe–kerjaan -red) ini orang punya duit,” ujar Bambang. Diketahui, PDI Perjuangan adalah parpol penguasa sejak menang Pemilu dan Pilpres 2014 silam.
Namun tanpa dinyana, gudang penyimpanan poster ‘Raja Jokowi’ ditemukan di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Pemasang poster itu ternyata relawan Jokowi sendiri, Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI). Kelompok relawan ini menyatakan bahwa mereka sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi agar terpilih dua periode.
Baca juga: Permintaan Maaf Prabowo dan Sandi Terus Dipersoalkan, Ketakwaan Tim Jokowi Patut Dipertanyakan
Sayangnya, PDI Perjuangan kemudian mengaku tidak kenal relawan KAMI. “Kami PDIP belum mengenal nama itu, dan baru dengar namanya saat mereka mengklaim sebagai pemasang poster,” ungkap Ketua DPD PDIP Jateng Bambang.
Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) juga dikatakan tak kenal relawan KAMI. Sehingga patut diduga, kasus poster ‘Raja Jokowi’ ini merupakan sebuah indikasi ada permainan politik playing victim. Celakanya, kubu Jokowi sudah terlanjur menuduh kubu Prabowo yang bertanggung jawab atas praktik yang disebut kampanye hitam tersebut.
(bya/alm/alya/berbagai sumber)
Editor: Almeiji S & Banyu A