Mancanegara

Kapal Induk Liaoning Milik Cina Rutin Berlayar di Selat Taiwan

NUSANTARANEWS.CO, Taipei – Taiwan kini terus dibayang-bayangi konflik militer oleh Angkatan Laut Cina. Terbaru, Cina kembali mengirimkan satu kapal induk operasionalnya, Lioning melewati Selat Taiwan yang memisahkan Cina dari negara yang secara administratif dikuasai Cina tersebut.

Seperti diketahui, sejak perjanjian Satu Cina (One China Policy) pada 1992 silam, Beijing dan Taipei bersepakat adanya Satu Cina. Namun, pertentangan terus menerus terjadi antara kedua belah pihak karena Taiwan belum mau mengakui Republik Rakyat Cina (RRC) merepresentasikan Satu Cina. Status kedaulatan Taiwan rumit dalam banyak hal.

Presiden Cina Xi Jinping sendiri sempat memperingatkan Taiwan akan menghadapi hukuman sejarah. Xi menganggap Taiwan sebagai provinsi yang tidak patuh dengan kehendak Cina.

Baca juga: USS Carl Vinson Berlabuh di Vietnam, Cina Langsung Memperkuat Militernya di LCS

Menteri Pertahanan Taiwan, Yen Teh-fa seperti dilansir Reuters mengatakan kapal induk Liaoning memasuki Selat Taiwan pada Selasa (20/3). Kantor Berita Taiwan mengutip Yen akan terus memantau perkembangan kapal induk tersebut.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Kapal induk Liaoning milik Cina diketahui bukan sekali ini saja berlayar ke Selat Taiwan. Bulan Januari lalu, Liaoning bahkan dilaporkan dua kali berlayar melintasi Selat Taiwan yang disebut Cina sebagai latihan rutin.

Taiwan mengatakan Cina telah meningkatkan latihan militer di sekitar pulau itu tahun lalu. Pulau ini adalah salah satu masalah paling sensitif di Cina dan potensi konflik militer terus menyala. Terlebih, permusuhan Cina terhadap Taiwan telah meningkat sejak Tsai Ing-wen terpilih menjadi Presiden Taiwan 2016 lalu. Tsai diketahui merupakan seorang anggota Partai Progresif Demokrat yang pro kemerdekaan Taiwan dari Cina.

Baca juga: Angkatan Laut AS Kembali Mengerahkan Kapal Induk Mini ke Wilayah Pasifik

Cina sendiri tak suka dengan Tsai. Pasalnya, Tsai dituduh Cina terus mendorong kemerdekaan resmi Taiwan, yang berarti melanggar batas merah bagi para pemimpin Partai Komunis di Beijing.

Dan AS sendiri terus menjalin kerja sama diplomatik dengan Taiwan. Hal ini tampak dari ditandatanganinya sebuah undang-undang pekan lalu oleh Presiden Donald Trump yang kemudian menjadi dalih ASmengirimkan pejabat seniornya ke Taiwan untuk melakukan pertemuan bilateral.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Pewarta: Yahya Suprabana
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 4