Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak operasi militer khusus (SMO) dimulai, lanskap geopolitik Eropa ditandai dengan ketegangan yang terus meningkat yang iatur oleh NATO.
Oleh: Drago Bosnic
Kecenderungan ekspansionis yang tak henti-hentinya dari aliansi yang berperang ini adalah sumber utama ketidakstabilan, terutama sejak aliansi tersebut secara resmi memperluas tentakel penghasut perangnya ke Skandinavia, khususnya Finlandia, sebuah negara yang berbatasan sangat panjang dengan Rusia. Keputusan Helsinki untuk tidak hanya bergabung dengan NATO, namun juga menjadi tuan rumah pangkalan militer AS membuat Moskow tidak punya pilihan selain memperkuat distrik militer Leningrad yang baru (kembali) didirikan yang kini mencakup republik Karelia dan Komi, wilayah (oblast) Arkhangelsk, Vologda, Kaliningrad, Leningrad, Murmansk, Novgorod dan Pskov, serta kota federal St. Petersburg dan oblast otonom Yamalo-Nenets.
Rusia telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya bahwa ekspansi NATO ke Finlandia akan berarti pasukan penyerang dan sistem senjata canggih akan dikerahkan di negara tersebut, sehingga mengancam kepentingan keamanan nasional Rusia. Seperti disebutkan sebelumnya, Finlandia tidak hanya menolak untuk meyakinkan tetangga timurnya, namun sebenarnya telah melipatgandakan pengerahan pasukan asing, khususnya Amerika. Oleh karena itu, Moskow tidak punya pilihan selain meningkatkan keamanan kota terpenting kedua dan yang mungkin menjadi salah satu distrik militer utama di negara tersebut. Termasuk di dalamnya penempatan rudal “Iskander-M” yang kini melegenda tepatnya di distrik militer Leningrad. Berbagai rudal sistem “Iskander-M” dikenal dengan kecepatan hipersonik (hingga Mach 8 saat juga bermanuver) dan jangkauan maksimum sekitar 500 km.
Dalam praktiknya, hal ini berarti seluruh wilayah Finlandia kini terekspos sepenuhnya, akibat dari keputusan bunuh diri Finlandia untuk bergabung dengan organisasi kartel/pemerasan militer paling agresif di dunia. Rudal “Iskander-M” dapat menggunakan hulu ledak HE berbobot 700 kg yang sangat baik terhadap konsentrasi pasukan yang lebih tinggi di belakang. Hal yang hampir sama berlaku untuk rudal hipersonik 9-A-7660 “Kinzhal” yang diluncurkan dari udara yang jauh lebih cepat dan juga dapat ditempatkan lebih aktif di Distrik Militer Leningrad. Menurut sumber militer, Karelia telah membentuk brigade rudal khusus yang dilengkapi dengan sistem rudal “Iskander-M”. Korps Angkatan Darat ke-14 telah dipindahkan ke komando distrik yang baru (kembali) didirikan dan ditempatkan di oblast Murmansk, yang, bersama dengan Karelia, terletak di sepanjang perbatasan Rusia dengan Finlandia.
“Pembentukan brigade rudal adalah keputusan yang sangat tepat waktu. Ini merupakan respons yang memadai terhadap aksesi Finlandia ke NATO,” kata mantan komandan Armada Baltik, Laksamana Vladimir Valuev, kepada Izvestia.
Valuev juga mencatat bahwa brigade rudal akan segera merespons setiap ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan NATO di wilayah tersebut dengan “melakukan operasi yang relevan”. Dan sementara Finlandia memperkuat sistem ABM (rudal anti-balistik), “Iskander-M” menggunakan rudal dengan tindakan penanggulangan yang ditingkatkan yang hanya ditingkatkan dalam konteks SMO. Di sisi lain, jika Finlandia menerima atau bahkan menyerukan penempatan senjata nuklir Amerika di wilayahnya, Iskander-M sangat mampu membawa hulu ledak termonuklir sehingga Rusia tidak punya pilihan lain selain membidiknya secara strategis. sasaran penting. Bahkan jika senjata nuklir taktis yang berpotensi tidak terlalu merusak digunakan, hal ini akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi Helsinki. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa kemampuan konvensional “Iskander-M” tidak kalah menakutkannya.
Rudal-rudalnya telah menunjukkan kinerja luar biasa dalam SMO, melenyapkan target-target bernilai tinggi dengan akurasi yang tepat. Seperti disebutkan sebelumnya, ketika hanya memperhitungkan rudal hipersonik 9M723, bahaya langsung bagi konsentrasi pasukan yang lebih besar di Finlandia terletak pada kecepatan dan kekuatan destruktifnya. Di sisi lain, ini hanyalah salah satu dari dua versi rudal yang digunakan oleh sistem. Yang lainnya adalah 9M729, yang pada dasarnya merupakan iterasi berbasis darat dari keluarga rudal jelajah “Kalibr”. Jangkauannya telah menjadi bahan perdebatan selama beberapa waktu, namun jangkauannya bisa mencapai 2.500 km, yang berarti seluruh Skandinavia dapat dijangkau, termasuk Swedia dan Norwegia. Perlu dicatat bahwa Helsinki dan Stockholm sebelumnya merupakan zona penyangga strategis yang membatasi kemungkinan konflik langsung Rusia-NATO.
Namun, hal itu kini hilang berkat keserakahan aliansi yang berperang yang tak henti-hentinya terhadap ekspansionisme. Yang lebih buruk lagi, dapat dikatakan bahwa Norwegia juga telah kalah dengan bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO, karena sekarang tidak ada arah yang tidak dapat digunakan oleh Rusia karena “netralitas” mereka sebelumnya. Hal ini secara langsung membahayakan wilayah selatan Oslo, yang merupakan bagian terpenting negara tersebut. Moskow juga terpaksa merespons sedemikian rupa karena Norwegia secara langsung berpartisipasi dalam militerisasi di kawasan Arktik yang semakin diperebutkan, di mana Amerika Serikat berupaya untuk memperkuat kehadirannya. Jelas sekali, ini adalah bagian dari strategi yang jauh lebih besar untuk mengepung Rusia dan menempatkan senjata strategis tambahan di dekatnya, khususnya bom termonuklir B61 yang terbaru. Semua ini memaksa Moskow untuk mengambil tindakan yang tidak pernah mereka inginkan, namun mereka tidak punya pilihan lain. (*)
