MancanegaraOpini

Mengulik Afrika yang Terus Didera Konflik

Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) di Ethiopia baru-baru ini mengungkapkan organisasi itu telah mencatat 15.097 pengungsi baru. Sehingga, jumlah pengungsi di Ethiopia jadi 909.301 sampai 28 Februari. UNHCR menyatakan sebagian besar pengungsi yang terdaftar selama dua bulan pertama 2018 berasal dari Sudan Selatan dan Eritrea, masing-masing dalam jumlah 10.700 dan 3.700.

Perang saudara menjadi alasan utama warga sipil di Afrika banyak mengungsi dari wilayah asalnya. Konflik antar suku, perebutan kekuasaaan, kemiskinan, dan kelaparan menyelimuti benua tersebut. Itulah mengapa di antara warga sipil dari wilayah berkonflik seperti Eritrea, Somalia, Kongo,dan Sudan Selatan lebih memilih menyelamatkan diri ke negara tetangga mereka.

Baca juga: Sekelumit Tentang Republik Niger yang Kaya Uranium

Ada apa di Afrika?

Benua Afrika diketahui memiliki kekayaan mineral tambang yang menggiurkan. Sebut saja Kongo, negara ini memiliki limpahan tambang emas yang belum banyak dieksplor. Pun sama dengan negara lainnyan semisal Somalia, Eritera, dan Etiopia. Di antara yang menjadi sumber kekayaan sumber daya alam di Afrika adalah pertanian dan mineral tambang. Sumber daya alam tersebut terdiri atas 16 % mangan, 26 % antimoni, 35 % platinum, 43 % vanadium, dan 66 % emas dari jumlah keseluruhan yang ada di dunia.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Namun, kekayaan sumber daya alam itu tidak berbanding lurus dengan kondisi negara tersebut. Benua hitam Afrika tetap hidup dalam kemiskinan dan kelaparan. Sierra Leone misalnya, negara kecil yang mempunyai penduduk kurang dari 6 juta jiwa ini masuk daftar 10 besar negara penghasil berlian di dunia. Namun, rakyat di negara tersebut tetap dilanda kemiskinan dan berada di urutan bawah menurut Human Poverty Index dan Human Development Index.

Baca juga: Prancis, G5, Saudi dan AS Sepakat Sahel Jadi Zona Perang Melawan Teroris

Jadi, meski secara umum PDB per kapita benua ini tinggi, tapi angka kemiskinan di Afrika juga tinggi. Pada tahun 2017 World Bank dan Business Insider merilis daftar 10 negara termiskin di dunia, di antaranya didominasi dari benua Afrika, seperti Ethiopia, Gambia, Kongo, Afrika Tengah dan lainnya. Itu artinya, kekayaan alam yang dimiliki benua Afrika mayoritas tidak dinikmati oleh rakyatnya sendiri. Bisa jadi dinikmati oleh aktor-aktor politik di negara tersebut yang bermain dengan pengusaha kapitalis di tingkat internasional.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Siapa yang diuntungkan?

Peran PBB di kancah dunia seakan jalan di tempat. Lembaga-lembaga turunan PBB semisal UNICEF atau UNHCR dibuat untuk menyelesaikan konflik di Afrika, misalnya. Namun, keberadaan lembaga tersebut seolah tak memiliki dampak dan pengaruh dalam menyelesaikan konflik dan masalah di benua hitam tersebut. Konflik justru semakin lebar dan tak berkesudahan. Kondisi di Afrika yang tidak stabil ini bisa jadi dimanfaatkan oleh negara-negara kapital untuk mengeruk kekayaan yang belum terjamah di sana.

Baca juga: Kehadiran Pasukan PBB, AS dan Perancis Memaksa Warga di Afrika Angkat Senjata

Ideologi kapitalisme yang diemban Barat senantiasa akan berupaya mendominasi di pentas internasional. Baik dari sisi ekonomi, politik, sosial dan hukum. Track record negara pengemban ideologi ini akan senantiasa berupaya mencari benih-benih kekayaan di negeri yang memiliki sumber daya alam melimpah untuk dieksploitasi besar-besaran atas nama investasi dan liberalisasi ekonomi.

Pada Juli 2014, Bank Dunia melakukan pemetaan sumber daya alam Afrika dengan tujuan menggambarkan lebih jelas kekayaan mineral yang belum terungkap di benua itu. Tom Butler, spesialis pertambangan di unit pembiayaan swasta Bank Dunia, International Finance Corp. (IFC), mengatakan sebagian besar sumber daya alam dalam lapisan tanah Afrika belum disurvei. Melakukan hal itu, dengan cara yang umum, akan berguna bagi pembuat kebijakan, investor dan masyarakat, membantu untuk meningkatkan pembangunan, katanya, menurut keterangan yang disiapkan. “Masih ada sejumlah besar kekayaan yang tersisa untuk ditemukan,” katanya.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Baca juga:
AS Bakal Kirim Pasukan Tempur Khusus ke Afrika
Pangkalan Militer Djibouti Sebagai Cerminan Arah Baru Politik Dalam Negeri Cina

Di sisi lain, akibat konflik dan masalah lain yang berkepanjangan di benua itu, menyebabkan Afrika mengalami krisis Sumber Daya Manusia. Hal ini membuat negara di benua Afrika bergantung kepada asing. Pada akhirnya, asing memainkan peran mereka dalam mengeksplorasi dan mengeskploitasi kekayaan di benua itu dengan dalih SDM di Afrika belum cukup memadai.

Walhasil, siapa yang diuntungkan akibat konflik ini? Tentu para kapitalis dengan menjajah sumber daya alam di negeri berkonflik seperti Afrika.

Penulis: Chusnatul Jannah, Lingkar Studi Perempuan Peradaban–LSPP

Related Posts

No Content Available