Mancanegara

Hadapi AS dan India, China-Pakistan Pererat Kerjasama Militer

NUSANTARANEWS.CO – Di tengah situasi batas yang tak menentu, membangun aliansi dalam bidang pertahanan dan keamanan tampaknya telah menjadi kebutuhan mendesak sebuah negara dewasa ini.

Pakistan, yang telah sejak lama terbangun aliansinya dengan Amerika Serikat perlahan tetapi pasti kini mulai berpaling. Bagaimana pun, tuduhan-tuduhan AS yang disematkan kepada Pakistan sebagai negara pelindung teroris membuat hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara mulai renggang.

Di kawasan regional, pertikaian antara Pakistan dan India juga menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan Islamabad. Kondisi ini jelas membuat Islamabad khawatir menganggu pembangunan ekonomi negara Asia Selatan tersebut.

Pakistan tampak sudah sangat intim dengan China. Baru-baru ini, Pakistan-China sepakat membangun pelabuhan di kota Gwadar, dan China membangun pangkalan angkata lautnya di kawasan strategis tersebut. Dalam skema Jalur Sutera Maritim Abad 21 China, pelabuhan Gwadar merupakan pintu masuk menuju Selat Hormuz dan Selat Persia yang merupakan salah satu jalur tersibuk di dunia.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Selain kerjasama ekonomi, Pakistan-China juga memperkuat kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan regional. Hubungan erat ini kemudian dinamai Iron Brothers.

Tentara China-Pakistan dalam sebuah latihan kotra-terorisme. Foto: Pakistan Military Review
Tentara China-Pakistan dalam sebuah latihan kotra-terorisme. Foto: Pakistan Military Review

Di bidang keamanan, terorisme masih menjadi isu bersama. Apalagi kedua negara berbatasan langsung dengan Xinjiang yang selama bertahun-tahun dianggap Beijing sebagai jalur keluar masuknya kelompok separatis-teroris.

Di bidang pertahanan, militer Pakistan dan China meningkatkan kerjasama sebagai upaya penyeimbang ancaman India dan Amerika Serikat.

Wujud kerjasama militer dan pertahanan ini dibuktikan dengan pembangunan alutsista bersama kedua negara.

Pertama, jet tempur JF-17 yang dirancang di China dan dirakit di Pakistan. Jet tempur JF-17 Thunder ini diperkenalkan pada tahun 2011 lalu bertujuan untuk menyediakan angkatan udara Pakistan guna memperkuat peran jet tempur Dassault Mirage III/5 yang akan memasuki usia senjanya pada tahun 2020 mendatang.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Pakistan Aeronautical Complex and Chengdu Aerospace Corporation dilaporkan SCMP sejak tahun 2015 telah berkembang pesat sebagai produsen jet tempur JF-17 yang telah diekspor pertama kali ke sebuah negara Asia yang tak disebutkan.

Kedua, kapal selam rahasia. Pada tahun 2016 lalu Beijing setuju menjual 8 kapal selam diesel buatan Georgia. Kesepakatan penjualan ini hingga tahun 2028 mendatang dengan anggaran kotrak senilai 4 miliar dan 5 miliar dolar AS.

Meskipun tidak ada laporan resmi mengenai kapal apa yang akan disertakan dalam kesepakatan tersebut, para analis yakin kontrak itu menyertakan kapal selam tipe 039 dan tipe 041 kelas Yuan. Kapal-kapal tersebut akan dipasok hina Shipbuilding Trading Company.

Ketiga, memerangi terorisme. China, Pakistan dan Afghanistan melakukan pertemuan trilateral pertama pada Desember tahun lalu. Ketiga negara sepakat meningkatkan kerjasama untuk memperbaiki stabilitas regional dan meningkatkan kerjasama ekonomi.

Kerjasama trilateral ini merupakan upaya China menggandeng Pakistan dan Afghanistan mengontrol kawasan perbatasan Xinjiang dan memastikan keamanan secara ekstensif di rute perdagangan dan kontinental antar benua yang dikenal Belt and Road Initiative.

China berharap Pakistan dan Afghanistan dapat membantu pengamanan di jalur legenda yang tengah dibangun Beijing tersebut sekaligus memburu kelompok militan Gerakan Islam Turkestan Timur (East Turkestan Islamic Movement). Selain Pakistan dan Afghanistan, China juga melibatkan Tajikistan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Pada Agustus lalu, Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Raheel Sharif memastikan tentaranya akan menindak kelompok militan tersebut dan melindungi keamanan Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor). (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 27