KETIKA PUISI HARUS DIBELAH Ketika puisi harus dibelah parang dan pisau haruslah tajam agar aku bisa mati, tanpa mengenal rasa sakit. Ketika puisi harus dibelah jiwa...
Puisi Nuriman N. Bayan VI Vi, aku mencintaimu dari sabang sampai maraoke dari musim gugur hingga musim hujan dari musim pala hingga musim cengkeh dari musim...
Puisi Nuriman N. Bayan DAN OMBAK Jangan biarkan kesepian menetap di kepalaku yang musim hatiku terlalu sunyi untuk menunggu angin mengecup bibir malam yang harum kopi,...
Puisi Nuriman N. Bayan DAGING kenang di keningmu kening di kenangku dingin di dadingmu dading di jantungku Morotai, 2018. KEPADA HIDUP Bila hidup tak bisa membuat...
Puisi Nuriman N. Bayan RIWAYAT SUNGAI, III Kalau saja aku sungai di lereng itu aku cuma ingin cepat sampai ke pantai sebelum hujan dan aku membesar....
Puisi Nuriman N. Bayan DI SETAPAK REMANG INI Di setapak remang ini jalan mana hendak kau tuju? ke masa depan? hari tidak sedang berlari ke belakang...
Puisi Nuriman N. Bayan MELUKIS BULAN DI BAHU DODOLA Kau menebak warna angin bertiup dari timur aku merapikan ringkasan masa depan tak sudah-sudah menarik tangan doa-doa....
Puisi Nuriman N. Bayan SELAMAT MENENUN HARI BARU —-kepada kawan Thaty Balasteng Selamat menenum hari baru, perempuan yang menjahit doa pada malam-malam yang hujan. Di Ternate,...
Puisi Nuriman N. Bayan AKU BERADA DI MATAMU YANG PEJAM Aku berada di matamu yang pejam di ingatanmu yang ranum lupa, luka dan darah. Aku berada...
Puisi Nuriman N. Bayan JALAN YANG LAIN Tak ada yang tau ketika kau memilih jalan itu selain bising kenalpot dan darah yang mengalir membasahi tubuh jalan,...