Budaya / SeniPuisi

Dua Wajah di Dodola dan Lelaki yang Berenang Dalam Halimun

Dua Wajah di Dodola dan Lelai yang Berenang Dalam Halimun/Sleeping in the rain. (FOTO: LibreShot)
Dua Wajah di Dodola dan Lelai yang Berenang Dalam Halimun/Sleeping in the rain. (FOTO: LibreShot)

Puisi Nuriman N. Bayan

MELUKIS BULAN DI BAHU DODOLA

Kau menebak warna angin bertiup dari timur
aku merapikan ringkasan masa depan tak sudah-sudah
menarik tangan doa-doa. agar dapat kupastikan rusuk dodolaku
tulang bisoaku. tempat sampan sampan cadik beranjak dan pulang.

Kita, sepasang cita-cita yang melukis bulan di bahu dodola
agar gerimis selalu bening dan sungai-sungai tetap mengalir
meriwayatkan hikayat bukit dan pohon pohon. hingga dermaga
mengibarkan asal-muasal setelah kita kembali ke pantai sejuta rindu.

Morotai, April 2018.

 

LELAKI YANG BERENANG DALAM HALIMUN

Dalam halimun kau berenang
sambil menuding-nuding kenyataan
yang tak bisa kau jangkau

bagai maling hendak mencuri, tapi langit
di matamu masih saja mendung
dan tanganmu, menolak sebuah pengakuan.

Dalam halimun kau berenang
sambil menuding-nuding kenyataan
yang tak bisa kau jangkau
sementara lidahmu merupa ombak

menjilat pantai dan batu-batu.

Morotai, April 2018.

 

DUA WAJAH DI DODOLA

Kita masih di sini. di ruang bercatatan kaki
tak hendak berpaling dan terus beradu dengan
amlop printer kipas angin sound sistem
meja serta kursi. nama yang tak sudah sudah
bekejaran di mata, berlompatan dari mulut
mesin seperti jeram. seperti hujan pada desember.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Kita masih di sini, masih setia menyalakan api
walau langit di mata kita berkali-kali mendung
dan waktu menggelinding seperti angan di jantung
dodola, dan kita melepas huruf dan angka angka
menenggelamkan di laut biru dan mata kita lepas
kepada ombak menggulung dan pulau pulau mekar
hingga rebah ke suatu pantai, kau bilang itu Halmahera

negeri pinangan, susah sungguh jadi kenangan
meski purnama berkali-kali datang meminang.

Morotai, April 2018.

 

Nuriman N. Bayan atau lebih dikenal dengan Abi N. Bayan lahir di desa Supu Kec. Loloda Utara, Kab. Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, pada 14 September 1990. Anak dari Hi. Naser Dano Bayan dan Rasiba Nabiu. Saat ini menjadi Pembina Komunitas Parlamen Jalanan Maluku Utara (Komunitas Teater) dan Komunitas Penulis Tepi. Buku puisi bersamanya, antara lain: Kita Halmahera, Kitab Puisi Penyair Maluku Utara, Mengunyah Geram, Rumah Seribu Jendela, Ombak Ombak Tepi, Soekarno dan Wong Cilik Dalam Puisi, Senja Langit Jatigede, Negeri Bahari, Senyuman Lembah Ijen, Embun-embun Puisi, Bait Kisah Musim Hujan dan pernah terbit di Majalah Simalaba, Majalah Mutiara Banten serta di beberapa surat kabar (Lampung Post, Bangka Post, Posko Malut, Kabar Harian Madura) juga terpublikasi di beberapa media online. Kini tinggal di Ternate.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 3,244