NUSANTARANEWS.CO – Hari Aksara Internasional sudah melewati usia setengah abad. Kini memasuki peringatan yang ke-51. Cita-cita mengentaskan buta huruf di dunia pun digalakkan oleh berbagai pihak. Walaupun sampai saat ini Indonesia masih dinilai sebagai negara dengan minat baca masyarakat yang relatif rendah.
Upaya meningkatkan minat baca di Indonesia sudah digalakan oleh ratusan Taman Baca Masyarakat (TBM) di berbagai daerah. Pemberantasan buta huruf pun dilakukan oleh para penggerak keberaksaraan. Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari kesadaran masyarakat untuk memenuhi salah satu konsep universal Hak Asasi Manusia yaitu pendidikan.
Menanggapi hal tersebut, penyair senior dari Yogyakarta, Sutirman Eka Ardhana mengatakan, gerakan pemberantasan buta aksara di Indonesia sekarang sangat menggembirakan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kendati data terakhir Kemendikbud menyebutkan bahwa angka buta aksara masih cukup tinggi, tetapi menurutnya sudah banyak pihak yang mencoba menaruh perhatian terhadap pemberantasan buta aksara di tanah air.
“Menurut saya, dibanding masa-masa sebelumnya, gerakan pemberantasan buta aksara di negeri kita dalam beberapa tahun terakhir terlihat menggembirakan. Banyak pihak mencoba menaruh perhatian terhadap hal tersebut dengan melakukan sejumlah langkah,” kata Eka kepada Nusantaranews.co, Kamis (8/9/2016).
Misalnya, kata dia lanjut, gerakan dan semangat literasi muncul di banyak tempat atau daerah. Bahkan, sambungnya, tak hanya pada aksara bersifat nasional tapi juga pada aksara daerah, seperti aksara Jawa.
“Di Yogyakarta misalnya, sedang tumbuh gerakan pemberantasan buta aksara Jawa. Ini tentu menggembirakan,” ungkap penulis puisi, antologi puisi dan novel ini.
Sekadar informasi, Sutirman Eka Ardhana adalah sosok penyair senior dari Yogyakarta. Ia aktif menulis bahkan sejak tahun 1970-an, dan karya-karyanya dalam bentuk puisi dan novel sudah tersebar di mana-mana. Selain itu, ia juga merupakan penyair seangkatan Emha Ainun Najib, Linus Suryadi AG, Slamet Riyadi Sabrawi dan lain-lain. (Eriec Dieda)