Berita UtamaFeaturedKhazanah

Ghana Dalam Refleksi Hari Aksara Internasional

NUSANTARANEWS.CO – Melek huruf atau melek aksara adalah suatu hal yang termasuk dalam hak asasi manusia. Sebuah kemampuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk orang dapat mengakses pendidikan dasar yang penting untuk semua orang dan berelasi terhadap pemberantasan kemiskinan, mengurangi pertumbuhan penduduk, mencapai kesejahteraan jender dan memastikan pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan demokrasi.

Namun persentase dari tingkat melek huruf sementara ini masih memiliki kecacatan hampir di seluruh dunia. Jika melek huruf merupakan hak asasi, maka kecacatan tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa masih ada di antara masyarakat di dunia yang buta aksara.

Data UNESCO menyebutkan persentase melek huruf berbeda yang antara negara maju dengan negara-negara di Afrika, dimana tingkat melek hurf pada negara-negara maju sebanyak 99,2 % sedangkan, Sahara Afrika memiliki tingkat melek huruf sebesar 64 % yang menjadi salah satu kendala untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Dilansir dari Graphic Online, Ghana memiliki tingkat buta huruf sebanyak 28,5 % dari sensus penduduk 2010. Negara ini juga memiliki problem anak-anak putus sekolah yang signifikan.

Baca Juga:  Pemdes Jaddung dan Masyarakat Gelar Istighosah Tolak Bala Penyakit, untuk Desa Lebih Baik

Hal yang perlu digaris bawahi dari pentingnya membaca, menulis dan berhitung bukanlah semata tujuan sebenarnya, akan tetapi hal tersebut sangat penting untuk digunakan sebagai ‘alat’ atau sarana untuk mencapai setiap tujuan. Urutan informasi dan komunikasi dunia saat ini, serta revolusi teknologi digital telah dengan cepat mengubah perilaku manusia dan menjembatani kesenjangan untuk bertransaksi bisnis, jaringan dan komunikasi secara internal dan global. Jarak tidak menjadi tantangan karena akses terhadap informasi telah dibuat dengan sangat mudah.

Pada era saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa orang-orang yang hidup sangat terpencilah yang masih didapati belum melek aksara, hal tersebut di akui terjadi di seluruh dunia.

Visi UNESCO untuk menghubungkan Hari Keaksaraan Internasional tahun ini ke teknologi digital adalah hal yang merupakan kesaksian yang secara meluas yang mengakui tentag perlunya dunia untuk berbagi terobosan teknologi yang hebat kesemua wilayah yang memiliki potensi buta huruf di deluruh dunia. Hal tersebut dilakukan untuk memungkinkan mereka dapat merasakan manfaat luar biasa yang diperoleh dari teknologi dan inovasi digital. Karena untuk era digital seperti sekarang ini kebutaan dunia digital adalah kerugian yang besar.

Baca Juga:  Menangkan Golkar dan Prabowo-Gibran di Jawa Timur, Sarmuji Layak Jadi Menteri

Maka dari itu, melihat kondisi tingkat buta huruf di Ghana, akan sangat baik jika pendidikan non formal bekerja selaras dengan penyedia teknologi digital di Ghana. Langkah tersebut sangat tepat untuk menciptakan lingkungan kondusif yang dubutuhkan sehingga memungkinkan orang-orang non literat memperoleh keaksaraan digital agar dapat tetap beroperasi secara efektif di dunia digital.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3