Berita UtamaFeaturedKhazanah

Hari Aksara, Timteng dengan Indonesia Beda dalam Menghargai Penulis

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setiap tanggal 8 September, dunia internasional tengah memperingati International Literacy Day atau Hari Aksara Internasional. Sebagaimana diketahui bahwa munculnya aksara merupakan menjadi titik pijak dimana manusia paripurna berperadaban.

Diperingatan hari aksara internasional kali ini, penting kiranya melakukan tabayyun terhadap iklim literasi di Indonesia dewasa. Jujur bila dibandingkan, dengan negara-negara Timur Tengah, menurut dosen sastra Arab sekaligus pakar kajian Timur Tengah Ibnu Burdah secara spisifik tidak ada perbedaan mencolok.

Meski demikian, kata dia, jika ditinjau dari sisi karya, para penulis di Timur Tengah justru lebih produktif. Menurut dia para penulis Timteng (Timur Tengah) di sana diakui sangat produktif, bila dibandingkan di Indonesia.

Di Timur Tengah, kata Ibnu Burdah para penulis tidak begitu peduli dengan hak cipta mereka. Khususnya dalam konteks penerbitan. Artinya, penerbit bebas menerbitkan karya-karya mereka. Sekalipun, lanjut Ibnu Burdah, itu tidak berlaku bagi semua penulis di sana.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Masyarakat Timur Tengah memiliki keunikan tersendiri dalam mengapresiasi terhadap penulis. Bahkan menurutnya, kedudukan seorang penulis sastra khususnya penyair memiliki posisi yang tinggi.

“Posisi (kedudukan) penulis sastra sangat tinggi di masyarakat, tetutama penyair. Kalau dalam ma’rodh atau pameran buku, gambar-gambar sastrawan dipampang besar-besar. Mereka sangat bangga dengan sastrawan-sastrawannya,” ungkap dia.

Alasan mengapa mereka bangga terhadap para sastrawan, sebab para sastrawan disana mampu menulis sebuah yang bisa mewakili perasaan kolektif mereka.  Sehingga dalam tataran sosial, sastrawan memiliki peran tersendiri dalam masyarakat.

“Ya mewakili perasaan kolektif mereka. Sejarahnya memang sastrawan memiliki fungsi sosial penting seperti pembakar semangat saat perang,” terangnya.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2