NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menyikapi kepungan sejumlah platform penyedia cashless money (dompet digital non tunai) asal Cina yang masuk ke Indonesia, CEO Paytren, Yusuf Mansur menegaskan Indonesia harus siap dan bisa berdiri tegak.
“Ya iya kita harus siap. Karena negeri kita ini didatangi oleh orang-orang dari luar Indonesia,” kata Yusuf Mansur seusai mengisi acara di Aula Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Baca juga: Belanja Online Sudah Digandrungi Masyarakat Indonesia
Baca juga: Ini Kantor Bersama Khusus Pengusaha Fintech di Indonesia
Untuk itu lanjut dia, sudah seharusnya kita berdiri tegak dan menyambut peluang yang ada di dalam negeri sendiri.
“Lah kenapa di Indonesia sendiri tidak berdiri tegak menyambut seluruh oportunity (peluang) yang terjadi di negeri ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan perputaran keuangannya sektor e-commerce di Indonesia sangat besar sesuai dengan jumlah uang yang beredar.
“Kuenya fintech (financial technology) di Indonesia segede atau sebanyak duit yang beredar di Indonesia,” kata Yusuf Mansur.
Baca juga: Paytren Akan Digitalisasikan Sedekah Seluruh Masjid di Indonesia
Sebagai informasi, fintech sendiri merupakan sebuah inovasi di dalam bidang jasa keuangan mutakhir abad 21 ini.
Di mana metode pembayaran non tunai dengan pola QR Code, terus diminati seiring berkembangnya transaksi online. Sejumlah penyedia platform asal Cina misalnya sudah mulai babat hutan di pasar Indonesia.
Di antaranya ada Alipay, anak perusahaan Alibaba Group itu menggandeng DANA dalam menguasai pasar e-commerce dalam negeri.
Baca juga: Agresi Sejumlah Dompet Digital Asal Cina di Indonesia Makin Menguat
Baca juga: OJK Disentil Peranannya Terkait Kasus Sistem Pembayaran Turis Tiongkok di Bali
Tak hanya Alipay, merchant asal Tiongkok lainnya yang ikut melebarkan sayapnya di Indonesia adalah WeChat.
Pewarta: Romandhon
Editor: Gendon Wibisono