Ekonomi

Tekan Kerugian US$114,08 Juta, Garuda Buktikan Progres di Kuartal III

Pesawat Garuda Indonesia (Foto Dok. Nusantaranews)
Pesawat Garuda Indonesia (Foto Dok. Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Maskapai national flag carrier, Garuda Indonesia berdasarkan hasil laporan keuangan di kuartal III, sukses menekan kerugian menjadi US$114,08 juta atau setara Rp1,66 triliun.

Pada periode sebelumnya yakni tahun 2017, kerugian yang dialami PT. Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencapai US$222,03 juta atau setara Rp3,24 trilun. Tampaknya pergantian jajaran direksi baru Garuda beberapa waktu lalu, 12 September 2018, cukup membawa progres tersendiri.

Meski pada kuartal III kali ini Garuda masih merugi, namun setidaknya ada pergerakan positif dengan menurunnya angka kerugian.

Apa pemicu kerugian Garuda turun? Faktor paling mendasar adalah adanya peningkatan pendapatan sebesar US$3,21 miliar. Income terbesar Garuda ini berasal dari penerbangan berjadwal sebesar US$2,56 miliar.

Baca juga:
Dirut Baru Garuda Indonesia Dinilai Akan Lebih Bisa Maksimal Menyelesaikan Masalah Eksternal
Selamat Bekerja Keras Untuk Direksi Garuda Indonesia Yang Baru

Sementara untuk pendapatan yang diperoleh dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$254,75 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$397,96 juta.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Dikutip dari CNN Indonesia, meski rugi bersih emiten berkode GIAA ini membaik, tetapi kerugian kurs perusahaan semakin melebar. Bila pada sembilan bulan pertama tahun lalu hanya US$16,03 juta, kini jumlahnya mencapai US$52,35 juta atau melejit sampai 226,57 persen.

Baca Juga:
Dimana Letak Nasionalisme Regulator Untuk Flag Carrier Garuda?
Ini Solusi Selamatkan Garuda Indonesia Dari Kebangkrutan
Direksi Garuda Indonesia Terlalu Banyak, Pemborosan!

Progres baik lainnya dari maskapai berplat merah ini adalah ketika Garuda berhasi mengambil alih saham Sriwijaya Air baru baru ini. Praksis, pasca diumumkannya pengambilah saham Sriwijaya, harga saham GIAA itu mendapatkan apresiasi dari pelaku pasar.

Pada awal perdagangan sesi II, harga saham GIAA melesat menyentuh level batas auto rejection atas atau naik 25% ke level Rp 250/saham. Volume perdagangan mencapai 83,86 juta saham senilai Rp 19,56 miliar.

Pewarta: Romadhon
Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,049