Politik

Sebut Omongan Prabowo Fakta, Gerindra: Kubu Jokowi Mikir, Jangan Mengeluh Terus!

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto. (Foto: Reuters)
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto. (Foto: Reuters)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Waketum Gerindra, Arief Poyuono menegaskan semua omongan Prabowo Subianto yang disampaikan dalam berbagai kesempatan berdasarkan fakta dan bukan mengada-ada alias kontroversi. Arief menepis tuduhan miring yang kerap dialamatkan kepada Prabowo karena capres nomor urut 02 bicara berdasarkan data valid.

“Prabowo bicara bukan kontroversi tetapi fakta, seperti banyak posisi pekerjaan di sektor informal tranportasi online yang banyak diisi oleh pengemudi ojek dan driver online yang berpendidikan SMA dan S1,” kata Arief, Jakarta, Jumat (13/11/2018).

“Serta ancaman air laut pada tahun 2045 akan masuk Jakarta. semua pakai fakta dan penelitian dari BNPB,” tambahnya.

Arief mengaku heran mengapa kubu Jokowi kerap mengeluh dan memprotes apa yang disampaikan Prabowo selama ini. “Ini saya kasih pencerahan bagi kubu Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang mengeluh dan merasa ucapan Prabowo itu kontroversi,” ucapnya.

Baca juga: Ferry Juliantono Percaya Kekuatan Doa dan Sosial Media Menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019

Baca Juga:  Ketua DPRD Nunukan Gelar Reses Dengan Para Pedagang di Pasar Yamaker

Pertama, kata dia, soal tukang ojek dan driver online yang memang faktanya banyak diisi oleh tenaga kerja berpendidikan SMA dan S1.

“Jadi bukan kontroversi ya. Prabowo bicara pakai fakta,di mana hampir 40 persen masyarakat Indonesia itu bekerja di sektor informal yang tidak aman seperti yang bekerja sebagai pengemudi ojek dan driver online dan lain-lain,” jelas Arief.

Disebut tidak aman, kata dia, karena tidak mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi 40 persen pekerja di sektor informal serta tidak ada penghasilan tetap.

“Jadi ya ini bukti kalau program ekonomi Joko Widodo gagal menyerap angkatan kerja yang memiliki skill dan berpendidikan SMA dan S1,” sebutnya.

Seharusnya, lanjut dia, para lulusan SMA dan S1 bisa diserap di lapangan kerja sektor formal, bukan malah di sektor informal yang tidak banyak memerlukan skill tertentu.

Kedua, omongan Prabowo soal ancaman banjir rob di Jakarta. Itu juga fakta, kata Arief. Hal ini disebabkan adanya penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menurun tanpa bisa dikendalikan.

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

Dari hasil pengukuran tahun 1925 hingga 2010, permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun. Kenaikannya rata-rata 0,5 sentimeter per tahun. Sebaliknya, laju penurunan muka tanah Jakarta mencapai 5 sentimeter hingga 12 sentimeter per tahun di sejumlah titik selama tiga dekade terakhir.

“Nah kalau turun rata-rata 5 cm sampai 12 cm, kalau tidak ada penanggulang yang secara serius maka tahun 2045 Jakarta akan dimasukin air laut hingga 135-3.24 cm. Apa ini bukan ancaman akan tenggelamnya ibukota Jakarta? Mikir!,” cetusnya.

“Kondisi itu yang menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang menggenangi tanah Jakarta jadi lebih tinggi,” sambung Arief.

Menurut Arief, seharusnya kubu Jokowi tidak terus-terusan mengeluh. Tapi, berpikir tentang potensi-potensi yang bisa merugikan masyarakat. “Kok malah mengeluh, bukannya cari solusi selama 4 tahun terakhir ini. Jangan sampai istilah rob nanti pada bingung lagi tim Pak Joko Widodo!,” pungkasnya.

Pewarta: Banyu Asqalani
Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,058