NUSANTARANEWS.CO – Pesawat tempur Korea Selatan menguji ketepatan dan efektifitas rudal jelajah udara buatan Jerman dan Swedia yang diluncurkan pada hari Rabu pagi di tengah kebuntuan krisis nuklir di Semenanjung Korea yang berkepanjangan.
Krisis semenanjung Korea semakin meningkat setelah Korea Utara melakukan uji coba bom hidrogen di bawah tanah di Punnggyeri, sebuah provinsi di Korea Utara yang memang merupakan lokasi uji coba nuklir.
Menyikapi show of force Pyongyang tersebut, Seoul kemudian melakukan latihan pengeboman dengan menggunakan rudal jelajah Taurus yang memiliki presisi tinggi dalam menghancurkan target. Sebagai informasi, rudal jelajah Taurus berukuran panjang 5,1 meter, berat 1.400 kg, dengan jangkauan 500 km. Kelebihan rudal jelajah ini, adalah kemampuan terbang 40 m dari atas permukaan tanah dengan kecepatan di atas Mach 1 – sehingga tidak terdeteksi oleh radar.
Rudal jelajah Taurus akan digunakan oleh Republic of Korea Air Force (ROKAF) bila memang harus melancarkan serangan mendadak ke Korea Utara – guna memaksa para pemimpin perang Pyongyang segera menghentikan program pengembangan rudal nuklirnya.
Sebagaimana di laporkan oleh pihak militer Korea Selatan, bahwa pada hari Rabu (13/09) ROKAF, berhasil melakukan uji coba pertama penembakan rudal Taurus di daerah Taean, Provinsi Chungcheong Selatan. Dalam latihan tersebut, militer Korea Selatan berhasil melakukan serangan on target, bahkan termasuk dalam uji coba serangan jarak jauh.
Latihan ini selain untuk menguji kompatibilitas perangkat sistem persenjataan pesawat tempur ROKAF dengan sistem rudal buatan Jerman, juga untuk menguji kinerjanya. (Banyu)