Mancanegara

Mengapa Korea Utara Melakukan Uji Coba Rudal Lagi?

Mengapa Korea Utara Melakukan uji coba rudal
Mengapa Korea Utara Melakukan uji coba rudal. Tampak parade rudal balistik Korea Utara/Foto: BBC

NUSANTARANEWS.CO – Mengapa Korea Utara melakukan uji coba rudal lagi? Menanggapi uji coba rudal terbaru Korea Utara, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Morgan Ortagus menyerukan kepada Pyongyang agar menghentikan segala macam bentuk provokasi dan kembali melanjutkan pembicaraan dengan Washington. Ortagus mengatakan bahwa AS menginginkan Korea Utara menyelesaikan isu nuklir yang telah dibahas dalam pertemuan Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru-baru ini di perbatasan melalui jalur diplomasi, kata Ortagus pada Kamis (25/07)

Ortagus juga menambahkan bahwa seluruh pihak harus tunduk terhadap kewajiban dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, sambil menekankan bahwa pemerintahan Trump berencana untuk melanjutkan negosiasi dengan Korea Utara untuk melakukan pembicaraan di tingkat kerja.

Sementara Sekretaris Negara AS Mike Pompeo tidak terlalu mempersoalkan peluncuran rudal Korea Utara dan mengatakan bahwa pembicaraan tingkat kerja dengan Korea Utara dapat di mulai “dalam beberapa minggu” ke depan, sebagaimana dilaporkan Bloomberg TV.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

“Everybody tries to get ready for negotiations and create leverage and create risk for the other side,” kata Pompeo terkait peluncuran rudal pada hari Kamis.

Kim Dae-young dari Institut Strategi Keamanan Nasional yang berada di bawah Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa, “Korea Utara tampaknya berpikir diplomasi dengan AS tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Jadi mereka kemudian menembakkan rudal untuk mendapatkan porsi yang menguntungkan mereka,” kata Dae-young.

Korea Utara sangat berkepentingan untuk segera dimulainya kembali perundingan nuklir pada tingkat kerja. Pyongyang memang ingin segera terlepas dari sanksi untuk menghidupkan kembali roda ekonomi negaranya. Namun Washington tampaknya menuntut Korea Utara mengambil langkah-langkah perlucutan senjata lebih dahulu sebelum mencabut sanksi ekonomi.

Seperti diketahui, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2375, di bawah komando AS, Korea Utara dikenakan sanksi internasional yang telah diberlakukan sejak September 2017. Seperti diperkirakan, Korea Utara memang akan mulai merasakan kesulitan ekonomi sekarang ini.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Dae-young juga menambahkan bahwa jika upaya diplomasi mengalami kebuntuan, Korea Utara kemungkinan besar akan melanjutkan uji coba peluncuran rudal balistik antar-benua, bahkan Pyongyang mungkin kembali melakukan uji coba nuklir untuk ketujuh kalinya.

Peluncuran dua rudal terbaru oleh Korea Utara yang dikatakan mirip dengan rudal jarak menengah “Iskander” Rusia, merupakan uji coba senjata pertama sejak 9 Mei lalu.

Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya, merasa prihatin dan menyayangkan terhadap langkah Korea Utara tersebut, dilansir kantor berita AFP. Jepang telah mengonfirmasi bahwa peluncuran rudal itu tidak mencapai wilayah negaranya. Iwaya juga menambahkan, “Jika itu adalah rudal balistik, maka hal tersebut melanggar resolusi PBB,” tambahnya.

Langkah Pyongyang boleh jadi merupakan reaksi keras terhadap rencana pembelian 40 jet tempur F-35 oleh Korea Selatan dan rencana latihan tahunan militer AS-Korea Selatan di Semenanjung Korea pada bulan Agustus mendatang. Pyongyang menganggap latihan militer tersebut sebagai langkah permusuhan dan merupakan bukti rencana invasi. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,082