NUSANTARANEWS.CO – Seperti telah diberitakan, para pejabat militer dan intelijen AS sangat khawatir bila kelompok gerilyawan Taliban memperoleh kemenangan di Afganistan. Bila hal itu terjadi, maka Afganistan bisa menjadi basis afiliasi regional al-Qaeda dan ISIS, yang dapat membahayakan keamanan regional, termasuk AS dan Eropa.
Keputusan Gedung Putih untuk bertindak lebih jauh di Afganistan adalah kesulitan untuk menyusun strategi regional yang komprehensif, terutama menyangkut Pakistan, yang kini tidak sejalan lagi dengan AS. Islamabad juga menolak dengan tegas rencana AS untuk menjadikan Pakistan sebagai basis militernya. AS menyadari bahwa tanpa melibatkan Pakistan, akan sulit membawa Taliban ke meja perundingan.
Tidak mengherankan bila Presiden Trump kemudian hanya menyatakan bahwa AS akan memperluas wewenang militernya di Afghanistan, dan tidak mengumumkan secara terbuka tentang rencana baru strategi militer AS di Afghanistan. “Kami akan memperluas wewenang angkatan bersenjata Amerika untuk menumpas jaringan teroris dan kriminal yang menebar kekerasan dan kekacauan di seluruh Afghanistan,” kata Trump saat konferensi pers di Fort Myer di Arlington, Virginia.
Trump hanya menggambarkan bahwa strategi baru AS di Afganistan juga mencakup Pakistan. AS berharap Pakistan mampu mengendalikan kelompok-kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah itu selama ini. Seiring dengan itu, AS juga akan meningkatkan hubungan dengan India guna memanfaatkan kemajuan ekonominya guna menstabilkan wilayah. Lebih jauh, Trump juga mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk melibatkan unsur Taliban dalam pemerintahan Afganistan yang baru.
Presiden Trump juga menjamin bahwa dukungan AS untuk Afghanistan tidak terbatas dan bukan sebagai “cek kosong,” tegasnya.
Militer AS melaporkan bahwa awal tahun ini korban tewas pasukan keamanan Afghanistan telah meningkat. Namun, menurut juru bicara CENTCOM, upaya kontraterorisme Afghanistan dan AS telah sepanjang tahun ini telah berhasil menyingkirkan 65 persen pejuang IS Khurasan. Sebagai informasi, saat ini pasukan AS yang masih bertugas di Afganistan berjumlah 8.400 tentara, di samping 5.000 pasukan NATO. (Banyu)