Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Taliban Rebut Pos Pabean di Perbatasan Sebagai Sumber Pendapatan Baru

Taliban rebut pos pabean di perbatasan sebagai sumber pendapatan baru.
Taliban rebut pos pabean di perbatasan sebagai sumber pendapatan baru/Foto Reuters via Sputnik

NUSANTARNAEWS.CO, Kabul – Taliban rebut pos pabean di perbatasan sebagai sumber pendapatan baru. Di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan secara bertahap hingga tenggat waktu 11 September yang diberikan Presiden Joe Biden – Taliban dengan cepat telah memanfaatkan peluang itu.

Selain serangan-serangan ke pasukan pemerintah Kabul, Taliban juga telah merebut pos pabean utama di perbatasan dengan Tajikistan – sebagai sumber aliran pendapatan baru. Taliban merebut perbatasan Sher Khan Bandar yang melintasi utara kota Kunduz baru-baru ini saat mereka sedang memperluas kendalinya ke timur laut.

Taliban merebut dua distrik di provinsi Takhar dan Badakhshan selama akhir pekan, dengan 150 tentara Afghanistan dilaporkan menyerah dan lebih dari 1.000 melarikan diri melintasi perbatasan ke Tajikistan.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan bahwa mereka telah merundingkan penyerahan dengan pemerintah Tajik dan Uzbekistan.

“Kami memberi tahu semua pemerintah dan meyakinkan mereka bahwa kegiatan rutin perbatasan, bea cukai, akan berjalan seperti biasa,” kata Shaheen. “Staf bea cukai kami tidak mengubahnya. Kami bahkan belum mengganti perangko. Alasannya, kami tidak ingin membuat masalah bagi pengusaha, bagi pedagang, dan bagi rakyat jelata.”

Baca Juga:  Direktur Guetilang Jadi Pembicara Program Sosialisasi BP2MI di Indramayu

Pos pabean dan jembatan sepanjang setengah mil yang melintasi sungai Panj yang dibangun oleh militer AS itu dikuasai oleh Taliban. “Sekarang adalah wilayah kami, jadi mereka harus pergi ke kami,” kata Shaheen. “Pengusaha sangat senang sekarang. Mereka bilang, sebelumnya kami harus mengolesi telapak tangan pejabat (pungli), tapi sekarang semuanya berjalan lancar”.

Meski perintahan Presiden Ashraf Ghani mengklaim telah menghentikan perdagangan melintasi perbatasan tersebut, namun Kepala Asosiasi Pedagang Sher Khan Bandar Sayed Mujtaba Hashemi, yang perusahaannya mengimpor semen, baja dan garam dari Tajikistan, mengatakan bahwa Taliban telah memanggil semua pengusaha lokal untuk bertemu dan meyakinkan mereka bahwa perdagangan akan terus berlanjut tanpa gangguan.

Hashemi juga mengungkapkan bahwa Taliban telah bertemu dengan pejabat Tajik di tengah jembatan untuk membahas persyaratan menjaga perbatasan tetap terbuka. Sejak itu 50-80 truk telah melintasi perbatasan setiap hari. Menurut Hashemi, Taliban memperoleh sekitar US$ 13.000,- sehari. Jauh lebih kecil dari pajak yang dulunya diambil oleh pemerintah. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,054