NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Waktu pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) 2019 sekamin dekat. Tidak kurang dari sebulan, rakyat Indonesia akan menentukan siapa kepala negara yang dipilihnya untuk memimpin Indonesia 2019-2014.
Hasil survei terbaru Litbang Kompas menyatakan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dan pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya selisih 11,8 persen.
Baca Juga:
- Survei Kompas Nyatakan Prabowo Melejit, Fadli: Prabowo-Sandi Menangkan Hati Masyarakat
- DPN ISRI: Potensi Besarnya Golput Harus Dicegah
- Natalius Pigai: Tidak Bisa Terbendung Prabowo Sudah Menang 60 Persen
Menurut Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean, hasil Survei Litbang Kompas yang baru dirilis tersebut menunjukkan bahwa capres petahana ternyata sudah kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
“Survei Litbang Kompas yang baru dirilis menunjukan, Jokowi ternyata sudah kehilangan kepercayaan dari masyarakat,” kata Ferdinand, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Ferdinand menyebut, para responden yang belum menentukan pilihan masih banyak dan hal itu dinilai bisa menjadi peluang besar bagi Prabowo.
“Jadi responden yang belum memilih masih sangat besar tentu jadi peluang Prabowo masih sangat besar,” tuturnya.
“Ini tanda sinyal darurat bagi Jokowi, karena pada 17 April nanti Indonesia punya presiden baru,” imbuh Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat itu.
Lebih lanjut, ia menyampaika bahwa, elektabilitas Jokowi sekarang menurun meskipun gencar kampanyenya tentang kesusksesan pembangunan infrastruktur bahwa ternyata masyarakat tidak mau lagi memberikan kepercayaan kepada Jokowi. “Maka, elektabilitasnya konsisten menurun,” ujarnya.
Ferdinand pun menegaskan bahwa data survei terbaru Litbang Kompas yang menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di bawah 50 persen, merupakan sinyal darurat untuk sang petahana.
Hasil survie Litbang Kompas terbaru yang dirilis itu menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 49,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.
Untuk margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (mys/nn)
Editor: Achmad S.