EkonomiPolitik

Pengamat Intelijen: Yahudi Lebih Cantik Dari Cina dan AS Kuasai Indonesia

NusantaraNews.co, Jakarta – Gerakan Zionisme sebagai kekuatan barat dinilai telah menjadi salah faktor merebaknya Islamophobia di Indonesia dewasa ini. Oleh karenanya, Pengamat Intelijen, Pertahnan dan Kemanan Suripto menegaskan bahwa kaum muslim sudah waktunya untuk ber-amar ma’ruf dan ber-nahi mungkar.

Artinya, kata dia, tidak cukup hanya dengan melakukan kebaikan-kebaikan bagi bersama, tetapi juga mesti melawan setiap kemungkaran.

Suripto menyampaikan, kekuatan asing sudah mulai menjajah Indonesia. “Cina dan Amerika sama-sama ingin menguras kekayaan negara kita, hanya saja Yahudi selalu lebih cantik mainnya,” ungkapnya di Jakarta akhir pekan lalu di depan ulama, tokoh dan aktifis Islam Tanah Abang.

Jauh sebelum berdirinya negara RRC pada 1949, lanjut Suripto, Yahudi sudah mencanangkan One Globe One Society dalam Protocol Zionisme pada tahun 1776. Yahudi menguasai bank, pasar, asset energi dan pangan.

“Semua itu disebabkan sebuah prediksi bahwa tahun 2030 akan terjadi krisi energi dan pangan di seluruh dunia,” ujarnya.

Baca Juga:  Waketum AMM: Kita Siap Menangkan Mualem

Baca: Islamophobia dan Pengaruh Kebijakan Cina Dalam Dunia Islam

Sehingga, kata Suripto, sebuah perusahaan pangan dari Israel bernama Cargil saat ini mulai menguasai perkebunan di Indonesia dan Malaysia. “Kedua kekuatan itu juga sudah mulai saling mengungguli dalam bidang teknologi informasi dan teknologi militer,” tegas dia.

Ditambahkan Suripto, amar ma’ruf nahi mungkar itu harus diterjemahkan dalam tindakan nyata. “Gambaran masa depan yang suram itu harus kita rubah sekarang dan kita bangun harapan. Jangan sampai ummat Islam kehilangan martabat dan malu jadi ummat Islam, ataupun malu jadi orang Indonesia. Jangan sampai kita direndahkan dengan sebutan Indon dll,” katanya.

Namun, sambung Suripto, tindakan itu tidak boleh hanya dengan semangat dan emosi saja. Berkali-kali saya sampaikan tentang pentingnya nafas panjang dan program yang jelas. Kekuatan kita harus dirajut secara terukur, teratur dan terstruktur. Kalau dengan modal emosi saja maka akan mudah dijebak.

“Kita harus diskusikan langkah-langkah ke depan, jangan lagi mendiskusikan masalah. Masalahnya sudah jelas, yang penting adalah langkah-langkah apa yang akan kita ambil,” tandas Suripto.

Baca Juga:  Relawan Millenial dan Generasi Z Jawa Timur Janjikan Suara Tebal Untuk Khofifah-Emil di Pilgub

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 2