NUSANTARANEWS.CO – Merkel kembali menjadi Kanselir Jerman untuk keempat kalinya. Hal tersebut terjadi setelah partai politik kedua terbesar Jerman mengatakan bahwa mayoritas anggotanya menyetujui sebuah koalisi dengan blok yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel.
Partai Demokratik Sosial (SPD) dari kubu tengah kiri, hari Minggu (04/03/2018) mengumumkan terdapat 360.000 suara sah dan sekitar 66 persen suara setuju dengan koalisi itu. Pemungutan suara dilakukan sejak tanggal 20 Februari hingga 2 Maret. Lebih dari 460.000 anggota Partai SPD memberikan suaranya.
Hasil pemungutan suara yang diumumkan pada hari Minggu tersebut telah memperjelas jalan bagi Merkel, yang selama ini dianggap sebagai pemimpin de facto di Eropa, untuk menjabat sebagai Kanselir Jerman untuk masa empat tahun lagi. Sehingga memungkinkan Merkel untuk bekerjasama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam mereformasi Uni Eropa.
Pemerintahan Jerman baru akan dilantik pada 14 Maret mendatang. Dengan demikian Merkel akan memimpin sebuah koalisi yang tidak begitu kuat, dan banyak yang meramalkan bahwa Jerman akan terguncang oleh ketidakpastian yang berkepanjangan setelah pemilihan yang tidak meyakinkan pada bulan September tahun lalu.
BACA JUGA: Dampak Hasil Pemilu Jerman Dan Masa Depan Uni Eropa
Parlemen Jerman yang terdiri dari tujuh partai politik, yang mencakup keseluruhan spektrum politik, dan koalisi tradisional sekarang tanpa mayoritas. Dengan keputusan SPD untuk memasuki pemerintahan, maka posisi AfD akan menjadi kekuatan oposisi terkuat di Parlemen.
Seperti diketahui, setelah pemilihan, Merkel mencoba membentuk pemerintahan koalisi dengan Demokrat pasar bebas dan kaum Hijau, namun upaya tersebut gagal setelah empat minggu diskusi. Demokrat Kristen kemudian memulai perundingan baru dengan Demokrat Sosial, dan sebuah kesepakatan koalisi muncul pada awal Februari.
Demokrat Sosial akan tetap berjalan dengan tiga portofolio utama – kementerian luar negeri, tenaga kerja dan keuangan – yang akan memainkan peran penting dalam negosiasi yang akan datang mengenai masalah perombakan mata uang euro.
Kementerian tersebut juga dapat menawarkan kesempatan kepada Demokrat Sosial untuk berkumpul kembali dan menentukan posisi mereka di tahun-tahun mendatang, di mana setelah itu mereka akan menghadapi sebuah pemilihan tanpa Merkel, yang telah mengatakan bahwa masa jabatan ini akan menjadi yang terakhir.
Saat ini, Presiden Macron sangat membutuhkan dukungan Merkel untuk mendorong langkah terobosan ambisius guna melindungi kawasan euro terhadap krisis keuangan lainnya.
Sementara Inggris menginginkan perhatian kanselir pada perundingan untuk meninggalkan Uni Eropa setelah proses Brexit. Dan di seluruh Eropa, negara-negara bergantung pada kepemimpinan Jerman mengenai isu-isu migrasi dan pertahanan. (Banyu)