NUSANTARANEWS.CO – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada tanggal 2 November 2016 pagi menyerahkan bonus penghargaan kepada 5 atlit dan 4 pelatih Indonesia yang telah mengantarkan sukses kontingen Indonesia pada event Olympic Games tahun 2016 dan Paralympic Games tahun 2016 yang keduanya sama-sama berlangsung di kota Rio de Janeiro – Brazil. Acara tersebut baru saja berlangsung di GOR (Gelanggang Olahraga) POPKI Cibubur – Jakarta Timur.
Menpora dalam sambutannya dalam acara yang juga dihadiri di antaranya oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, bahwa Kemenpora sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla sudah memberi arahan agar apresiasi pada peraih medali emas harus sebesar angka milyar dibandingkan dengan bonus selama ini hanya sebesar Rp 400 juta.
“Pemerintah akan serius untuk meraih prestasi dan itu sebabnya Kemenpora juga menyediakan fasilitas pelatihan melalui Olympic Center yang akan sangat lengkap fasilitasnya bagi tujuan peraihan medali emas sebanyak mungkin di berbagai event internasional,” lanjut Imam Nahrawi dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (2/11).
Sebagaimana diketahui, pada Olimpiade 2016, Kontingen Indonesia (yang terdiri dari 28 atlet untuk mengikuti 7 cabang olahraga: atletik, balap sepeda, rowing, renang, panahan, angkat besi dan bulutangkis) telah berhasil mempersembahkan 1 medali emas dari cabang olahraga bulutangkis melalui ganda campuran Liliana Natsir dan Tontowi Ahmad serta 2 medali perak dari cabang olahraga angkat besi melalui Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani. Sedangkan pada Paralimpik 2016, Kontingen Indonesia (yang terdiri dari 9 atlet untuk mengikuti 4 cabang olahraga: angkat besi, tenis meja, atletik dan renang) telah berhasil mempersembahkan 1 medali perunggu dari cabang olahraga angkat besi melalui Ni Nengah Widiasih.
Beberapa bulan sebelum Olimpiade dan Paralimpik 2016, Menpora sudah menjanjikan, bahwa kepada para peraih medali di Olimpiade dan Paralimpik 2016 akan diberi bonus penghargaan yang berlipat jumlahnya jika dibandingkan beberapa Olimpiade dan Paralimpik sebelumnya. Jika pada Olimpiade 2012 di London, akan diberi Rp 1.000.000.000 untuk peraih medali emas (tetapi sayangnya Indonesia tidak meraih medali emas), maka untuk peraih medali emas akan diberi bonus sebesar Rp 5.000.000.000,- dan peraih medali perak sebesar Rp 2.000.000.000,- serta peraih medali perunggu sebesar Rp 1.000.000.000,- Ini belum terhitung dengan tunjangan hari tua jika mereka itu nantinya sudah tidak aktif lagi berlaga di cabang olahraga masing-masing (pensiun).
Itulah sebabnya, Imam Nahrawi pada acara tersebut memenuhi janjinya, dimana baik Tontowi Ahmad dan Liliana Natsir masing-masing memperoleh Rp 5.000.000.000,- langsung ke rekeningnya tanpa ada potongan pajak (karena pajak sudah ditanggung negara), sedangkan Eko Yuli Irawan (di kelas 62 kg putra) dan Sri Wahyuni (di kelas 62 kg putri) masing-masing memperoleh Rp 2.000.000.000,- juga langsung ke rekeningnya tanpa ada potongan pajak (karena pajak sudah ditanggung negara). Dan demikian pula dengan Ni Nengah Widiasih memperoleh Rp 1.000.000.000,- juga langsung ke rekeningnya tanpa ada potongan pajak (karena pajak sudah ditanggung negara).
Bonus yang cukup fantastis juga diperoleh bagi para pelatih yang menyertainya. Richard Mainaky (pelatih Tontowi Ahmad dan Liliana Natsir) memperoleh Rp 2.000.000.000,- dan Dirja Wihardja (pelatih Eko Yuli Irawan) memperoleh Rp 800.000.000,- serta Supeni (pelatih Sri Wahyuni Agustiani) memperoleh Rp 800.000.000,- Sedangkan Coni Ruswanto (pelatih Ni Negah Widiasih) memperoleh Rp 400.000.000,- Keempat pelatih itu bonusnya juga langsung ke rekeningnya masing-masing tanpa ada potongan pajak (karena pajak sudah ditanggung negara). (Kiana)