Hankam

Kepala BNPT Tegaskan Gerakan Radikalisme Masif di Medsos

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen. Pol. Suhardi Alius kembali mengingaktikan bahwa, betapa pentingnya nilai kebangsaan dalam menjaga persatuan NKRI. Dimana, kata dia, perkembangan teknologi informasi tak selalu bersifat baik, bahkan menjadi salah satu faktor penggerus nilai kebangsaan dan budaya khususnya di kalangan pemuda.

“Kalian bebas memiliki kegemaran di media sosial, namun jangan sampai melupakan prioritas sebagai warga Indonesia,” ujar Suardi Alius di hadapan ribuan mahasiswa saat memberikan Kuliah Umum Kebangsaan di Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) di Student Center PKN STAN Bintaro, Tangerang, pada Selasa (13/3) kemarin.

Baca:
Isu Radikalisme, Para Dukuh di Sleman Lakukan Koordinasi Khusus
Umat Islam Terpasung Isu Politik Radikalisme, Rasisme dan Intoleran
Mantan Ketua PB Minta Kader PMII Berfikir Kreatif dan Inovatif Untuk Tangkal Paham Radikalisme
Tangkal Radikalisme di Jawa Barat lewat Narasi Damai dan Pemberdayaan Ekonomi
Haedar Nashir Gelisahkan Kelompok Agama Beli Isu Radikalisme Tanpa Sikap Kritis

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

“Jangan sampai kita tidak kenal dengan budaya sendiri, mari disiplinkan berbudaya dalam berperilaku dan budayakan disiplin dalam berkehidupan sehari-hari, baik di kehidupan nyata dan dunia maya,” imbuh mantan Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) itu.

Suhardi juga mengingatkan seluruh peserta untuk memiliki sense of crisis, naluri, dan kepedulian untuk bangsa. Hal ini akan membentengi diri sendiri dan lingkungan dari berbagai isu pemecah bangsa, khususnya terorisme, dan radikalisme yang nyata hadir di tengah kehidupan masyarakat.

“Kehadiran radikalisme juga diperburuk dengan masifnya kegiatan tersebut di dunia maya khususnya media sosial,” terang mantan Kadiv Humas Polri tersebut di hadapan para dosen dan pejabat PKN STAN.

“Kelompok radikal dan teroris masa kini menggunakan media so sial dan situs website yang narasinya menyesatkan masyarakat. Kalian harus pandai dalam mengenal, menangkal, dan melaporkan apabila menemukan konten radikal,” tambah Suhardi.

Di zaman sekarang, pandai berselancar di dunia maya yang didampingi dengan nilai kebangsaan itu sudah menjadi kebutuhan. “Karena yang terhasut narasi radikal kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan, jadi pelajar dan tenaga pendidik tidak luput dari ancaman tersebut,” kata Suhardi dalam kuliah umumnya dengan semangat “Bersatu Pemuda, Membangun Bangsa”.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 17