Hankam
Ini 3 Alasan Timbulnya Radikalisme
Published
1 year agoon
Radikal dan radikalisme. (Foto: Ilustrasi/Ist)
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta — Setidaknya ada tiga alasan timbulnya radikalisme di Indonesia.
Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Shalahuddin memberikan sanggahan atas pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara beberapa waktu lalu. Setidaknya berdasarkan dua hal. Pertama, keberadaan teroris tidak sebanyak jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia.
Shalahuddin mengatakan berdasarkan data BPS per Maret 2019 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 25,14 juta jiwa atau 9,41 persen dari total 260 juta penduduk Indonesia.
“Kalau kemiskinan jadi penyebab terorisme, harusnya teroris di Indonesia sangat banyak. Ada 25,14 juta penduduk Indonesia yang miskin. Buktinya yang jadi teroris baik itu mantan maupun terpidana teroris dari 2002 hingga 2019 hanya sekitar 2500-an orang,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/12/2019).
Kedua, kata dia, ketidaktepatan pernyataan Mensos dapat dilihat dari latar belakang sosial ekonomi para teroris yang beragam, yaitu tidak hanya orang-orang miskin, tetapi juga orang-orang kaya.
“Lihat, siapa orang-orang yang hijrah ke Syria gabung ISIS sama deportan ISIS mayoritas dari kelas menengah dan menengah atas. Hanya orang yang punya duit cukup yang bisa hijrah,” paparnya.
Timbulnya orang-orang radikal, mengutip Ilmiwan Politik dari Irlandia, Louis Mary Richardson, terdapat tiga hal yang menyebabkan lahirnya terorisme. Pertama, orang-orang yang kecewa.
Selain itu, dia mengatakan, kekecewaan tidak hanya dimiliki oleh orang miskin, tetapi juga orang kaya, dan sumber kekecewaan itu tidak tunggal. Kedua, kelompok yang bisa memfasilitasi dan mengorganisir orang-orang yang kecewa. Ketiga, ideologi yang membenarkan aksi terorisme.
“Tiga faktor itu saling berinteraksi dan membentuk ingredient terrorisme. Kalau tidak saling berinteraksi, ketiga faktor itu gak bisa melahirkan terorisme. Contoh, orang yang kecewa kalau gak ada yang memobilasi dan tidak ada ajaran yang bisa membenarkan kekerasan sebagai jalan buat dia keluar dari kekecewaannya, ya gak akan jadi terorisme,” jelasnya.
Sebelumnya, Mensos menyatakan bahwa cara ampuh dalam memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia adalah dengan memerangi kemiskinan. Dalam upaya memerangi kemiskinan, ia sangat berharap pada program nasional Kemensos yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). (sld/ach)
Editor: Eriec Dieda
You may like
BNPT Sebut Banyak Anak Muda Masuk Dalam Pusaran Terorisme, Pemuda Aceh Tantang Pemerintah
Melacak Asal Mula Gelombang Terorisme
Bijak Menyikapi Doktrin Radikalisme
Mencermati Pembiaran Insiden Teroris di London, Paris dan Belgia
Presiden Jokowi Tegas Soal Kedaulatan Negara, Terorisme Disebut Salah Satu Ancaman Serius
Doktrin Radikalisme dalam Kajian Sastra
Terbaru
Tolak Proyek IPAL Gampong Pande, Peusaba Aceh: Kegemilangan Sejarah Aceh Dimulai di Gampong Pande
NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Tolak Proyek IPAL Gampong Pande, Peusaba Aceh: Kegemilangan Sejarah Aceh dimulai di Gampong Pande. Ketua Peusaba...
Aturan Walikota Surabaya Ruwet, Jasmas Dewan Jatim Tak Kunjung Cair
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Aturan Walikota Surabaya ruwet, Jasmas Dewan Jatim tak kunjung cair. Warga Kota Surabaya yang ada di kawasan...
6 Kebiasaan Salah Tak Disadari Wanita
NUSANTARANEWS.CO – 6 kebiasaan salah tak disadari wanita. Banyak orang melakukan kesalahan. Ada yang disadari, ada pula yang tidak. Ketika...
Akankah Venezuela Menjadi “Libya” di Benua Amerika?
NUSANTARANEWS.CO – Akankah Venezuela Menjadi “Libya” di Benua Amerika? Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken...
Ayatollah Sistani Irak Bertemu Paus Fransiskus di Najaf
NUSANTARANEWS.CO, Najaf – Ayatollah Sistani Irak bertemu Paus Francis di Najaf. Paus Fransiskus pada hari Jumat (5/3) tiba di ibu...