NUSANTARANEWS.CO – Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membatasi laju pengungsi dari sejumlah negara Islam ke AS membuat hubungan bilateral AS-Inggris memanas. Padahal, Trump diharapkan agar segera berkunjung ke Inggris guna menegaskan hubungan perdagangan kedua negara di tengah hubungan tegang Trans-Atlantik.
Baru saja hendak menyusun kerjasama perdagangan antar kedua negara, Inggris dikejutkan dengan kebijakan baru Trump soal imigran. Awalnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May bersikap diplomatis terhadap kebijakan Trump tersebut dengan mengatakan bahwa kebijakan imigrasi di Amerika Serikat adalah urusan pemerintah Amerika Serikat, sama seperti kebijakan imigrasi untuk negara ini harus ditetapkan oleh pemerintah kita, kata jubir May.
Tapi, pemimpin Partai Buruh Inggris, Jeremy Corbyn mengecam sikap May. Dia lantas berencana merangkul pemimpin Lib Dem Tim Forum untuk menyerukan kunjungan Trump ke Inggris dibatalkan. Seperti dilaporkan Daily Mail, Corbyn kecewa dengan sikap May yang justru mendukung kebijakan diskriminatif Trump perihal imigrasi tersebut.
Salah seorang anggota parleman Inggris, Nadhim Zahawi mengatakan bahwa kebijakan Trump membuat dirinya merasa didiskriminasi dan direndahkan. “Untuk pertama kali dalam hidup saya merasa didiskriminasi,” kata Nadhim.
Sebetulnya kebijakan Trump bisa dibilang wajar. Sebab, dengan semboyan America First Trump ingin melindungi warga Amerika Serikat dari ancaman ISIS yang dinilainya bisa saja menyusup di antara para pengungsi. Terlebih saat ini ISIS sedang terdesak di Suriah, khsusunya, memaksa para anggotanya mencari suaka politik ke berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Serikat.
Tapi, kekhawatiran Trump tampaknya tak dapat diterima banyak kalangan karena kebijakan tersebut berbau diskriminatif. Selain itu, melindungi pengungsi merupakan persoalan kemanusiaan, bukan ras apalagi agama.
Akhirnya, atas kecaman dan kritik keras Corbyn dan kawan-kawan Theresa Maya akhirnya ikut serta mengutuk kebinakan keras Trump.
Theresa akhirnya Semoga mengutuk tindakan keras imigrasi Donald Trump setelah Tories diletakkan ke dalam menolak untuk mengkritik sangat kontroversial bergerak. Kutukan May hanya beberapa saat setelah muncul isu akan adanya aksi protes besar-besaran terhadap sikap Perdana Menteri Inggris yang dinilai telah mendukung sikap diskriminatif yang digagas Trump. Namun, ada pula sebagian kritikus menilai bahwa kutukan May hanya sebuah upaya untuk meredam rencana protes dari Corbnyn dan kawan-kawan. (Sego/Er)