Kesehatan

Angka Stunting Sudah 9 Juta Anak, Menteri Puan Berharap Pada Upaya WNPG 2018

Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ada 9 juta anak Indonesia mengalami stunting atau kekurangan gizi, baik di perdesaan maupun perkotaan. (Foto: YouTube)
Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ada 9 juta anak Indonesia mengalami stunting atau kekurangan gizi, baik di perdesaan maupun perkotaan. (Foto: YouTube)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengajak masyarakat untuk bersama-sama menangani masalah stunting atau kurang gizi kronis yang melanda tak sedikit anak Indonesia.

“Indonesia termasuk salah satu negara yang belum mencapai target MDGs 1.2 terkait proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum. Dengan gotong royong tersebut, target penurunan stunting dapat tercapai,” kata Menteri Puan, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Menurut data Bank Dunia, sebanyak 1 dari 3 anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting. Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ada 9 juta anak Indonesia mengalami stunting atau kekurangan gizi, baik di perdesaan maupun perkotaan. Fakta ini mencerminkan bahwa perkembangan otak terganggu yang akan mempengaruhi peluang masa depan anak-anak.

Baca juga: Lebih dari Lima Juta Anak di Indonesia Tidak Sekolah

Data lain dari Save the Children Internasional menyebutkan bahwa Indonesia Indonesia menempati peringkat ke-105 sebagai tempat terbaik untuk anak tumbuh. Indonesia belum berhasil dalam upaya untuk masuk ke dalam peringkat 100 besar negara terbaik untuk tempat anak bertumbuh.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Pimpin Upacara HKN di RSUD Nunukan

Apa itu stunting? Istilah stunting mengacu pada kasus pertumbuhan anak yang terganggu karena kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh.

Sebelumnya ratusan anak suku Asmat di Papua meninggal disebabkan busung lapar dan gizi buruk. Pemicunya penyakit campak. Tapi karena kondisi gizi yang buruk menyebabkan mereka dengan mudah terserang penyakit dan berujung kematian.

Baca juga: Sekitar 9 Juta Anak Indonesia Stunting, Ini Sebuah Tragedi Bung!

Stunting merupakan ancaman terhadap keberlanjutan generasi, sehingga bukanlah persoalan sepele. Menteri Puan sendiri mengakui bahwa kasus malnutrisi seperti gizi buruk dan stunting masih merupakan persoalan besar di Indonesia. Ia mengingatkan, persoalan stunting tidak saja menganggu pertumbuhan tumbuh anak, tetapi juga dapat menghambat perkembangan kecerdasan, serta menimbulkan kerentanan terhadap penyakit tidak menular dan penurunan produktivitas pada usia dewasa.

Stunting bukan sekadar masalah sektor kesehatan. Namun juga terkait dengan akses pangan, layanan kesehatan dasar termasuk akses air bersih dan sanitasi, serta pola pengasuhan,” ujar Puan.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmennya Dalam Menyukseskan Pilkada 2024

Baca juga: UGM: Stunting Terjadi Akibat Kemiskinan

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2018 kemudian bertekad pada upaya percepatan penurunan dan pencegahan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Ini merupakan forum lintas pemangku kepentingan yang dapat berperan secara strategis dalam upaya mempertemukan dan sinkronisasi berbagai program dan kebijakan pangan dan gizi dari berbagai perspektif,” ujar politisi PDIP ini.

Selain itu, Menteri Puan juga berharap agar WNPG mampu membangun kesadaran publik secara luas tentang keseriusan mengatasi stunting sebagai suatu keharusan, termasuk juga bagi para akademisi, pihak industri serta masyarakat. “Sekali lagi, penanganan stunting tidak hanya dilakukan pemerintah, butuh gotong royong dari seluruh pihak dan pemangku kepentingan,” katanya. (red/red/nn)

Editor: Novi Hildani

Related Posts

1 of 3,063