NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Energi baru terbarukan (EBT) saat ini menjadi satu satunya solusi mengamankan cadangan energi masa depan. Dalam konteks pengembangan cadangan energi nasional di luar bahan bakar berasal dari fosil, Indonesia harus menyiapkan tiga hal ini untuk menjaga ketahanan energinya.
“Dalam konteks pengembangan ada tiga. Jadi, natural capital yang harus kita punya. Kemudian human capital pengetahuan dan skill itu. Kemudian capital dari sisi dana atau finansial,” kata Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) Mahawan Karuniasa kepada kantor berita online nasional Nusantaranews.co beberapa waktu lalu, Rabu, 10 Oktober 2018.
Dirinya menjelaskan dengan semakin banyaknya jumlah finansial, hal itu akan mendorong pengetahuan dan keterampilan. Secara otomatis teknologi pun ikut meningkat.
“Meskipun ada uang, tapi tentu saja itu menjadi satu upaya yaitu khususnya adalah peningkatan kapasitas. Jadi human capital kita harus betul kita tingkatkan,” sambungnya.
Baca Juga:
Kendaraan Ramah Lingkungan Tandai Runtuhnya Rezim BBM
Rezim BBM Runtuh, Efisiensi Kunci Utama Pertahanan Industri Hulu Migas
Perpres Kendaraan Listrik Purna Dikaji
Sebagai informasi, hasil penelitian Harvard University dan Yale University menunjukkan bahwa energi terbarukan lebih menjanjikan keuntungan dan lebih berkelanjutan dibanding energi minyak bumi. Bahkan lebih bersih dan efisien.
Tidak mengherankan bila Rezim Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia, Rockefeller, mengumumkan bahwa mereka akan menjual investasi mereka di minyak bumi untuk dialihkan ke sektor energi terbarukan.
Direktur Dana Rockefeller Brothers, Stephen Heintz, mengatakan keputusan mereka untuk mencabut investasi di sektor minyak bumi adalah sesuai dengan keinginan raja minyak John D Rockefeller.
Baca Juga:
Angin dan Matahari Tumpuan Ketahanan Energi Masa Depan
Negara Harus Punya Kontrol Terhadap Sektor EBT
Editor: Romadhon
