MancanegaraTerbaru

Yaman Luncurkan Rudal Balistik Hantam Perbatasan Arab Saudi

NUSANTARANEWS.CO – Press TV melaporkan sebuah rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Yaman mengantam perbatasan Arab Saudi.

Rudal balistik Qaher-2 yang diluncurkan dari wilayah Yaman itu dilaporkan menghantam barat daya Arab Saudi.

Rudal tersebut menyerang wilayah Jizan yang berada di dekat perbatasan antara Arab Saudi dan Yaman, demikian siaran pers Press TV. Tidak ada informasi tentang korban atau kerusakan akibat kejadian tersebut.

Seperti diketahui, Yaman telah berada dalam cengkeraman perang saudara yang brutal sejak tahun 2015. Perang tersebut dilakukan antara pemerintah Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang diakui secara internasional dan gerakan Syiah Houthi yang didukung oleh unit tentara yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Pada bulan Maret 2015, koalisi yang dipimpin oleh Arab dari sebagian besar negara-negara Teluk Persia meluncurkan serangan udara terhadap Huthi atas permintaan Hadi.

Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi baru-baru ini masuk dalam daftar hitam PBB menyusul tuduhan bertanggungjawab atas permbunuhan dan melukai ratusan anak di Yaman.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Riyadh tegas menolak laporan PBB tersebut. Sebab, PBB menempatkan koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi masuk daftar hitam pelanggaran hak anak karena menyebabkan kematian dan melukai anak-anak di Yaman selama perang berlangsung.

Menurut data PBB, seperti dikutip Al Jazeera, aliansi Arab Saudi tersebut bertanggung jawab atas pembunuhan dan melukai 683 anak di Yaman pada tahun 2016 silam.

Laporan tahunan PBB mengenai anak-anak dalam konflik bersenjata juga menyalahkan koalisi tersebut untuk 38 serangan terverifikasi di sekolah dan rumah sakit selama periode yang sama namun mencatat bahwa mereka telah mengambil beberapa tindakan untuk memperbaiki perlindungan terhadap anak-anak.

Sebagai tanggapan, duta besar Arab Saudi untuk PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa informasi dan data yang terkandung dalam laporan badan dunia tersebut tidak akurat dan menyesatkan.

Sebuah koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi dibentuk pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dalam memerangi pemberontak Houthi.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan mengungsikan jutaan orang. Dan Arab Saudi justru mengatakan bahwa tanggung jawab atas segala macam kekerasan di Yaman harus ditanggung Houthi.

Tak hanya koalisi Arab Saudi, Houthi juga harus menerima kenyataan mereka dimasukkan ke dalam daftar hitam PBB karena bertanggung jawab atas pembunuhan dan penganiayaan terhadap 414 anak-anak di Yaman. Kelompok pemberontak juga disebutkan dalam laporan tahun lalu itu.

Secara total, dokumen yang diterbitkan pada hari Kamis menyoroti pembunuhan terhadap 502 anak-anak Yaman pada tahun 2016. Disebutkan juga sedikitnya 838 anak terluka tahun lalu.

Selain itu, daftar hitam tersebut juga memasukkan pasukan pemerintah Yaman, milisi pro-pemerintah dan al-Qaeda di Semenanjung Arab karena melakukan pelanggaran terhadap anak-anak pada tahun 2016. (ed)

(Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews)

Related Posts

1 of 21