MancanegaraTerbaru

AS Tarik Pasukannya dari Irak

NUSANTARANEWS.CO – AS berencana menarik pasukannya yang sudah sejak lama bercokol dan berperang di Irak. Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Desember 2017 lalu mengumumkan bahwa pasukan pemerintah telah berhasil membebaskan seluruh Irak dari kekuasaan kelompok militan ISIS. Abadi juga mengatakan bahwa seluruh daerah yang dikuasai ISIS termasuk yang berbatasan dengan Suriah telah dibersihkan dan dikendalikan sepenuhnya.

Deklarasi tersebut merupakan klimaks dari perang mematikan yang telah membunuh ribuan tentara Irak dalam pertempuran sengit di kota-kota seperti Tikrit, Ramadi dan Beiji sejak 2015 – di mana akhirnya tentara Irak berhasil membebaskan kembali seluruh wilayahnya dari cengkraman ISIS.

November 2017 militer Irak berhasil merebut kembali semua kota dari kelompok ekstremis tersebut. Sejak itu pasukan tersebut melakukan operasi besar-besaran untuk mengusir para militan dari daerah-daerah gurun di sepanjang perbatasan.

Kelompok militan ISIS telah kehilangan kekuasaan di Mosul pada Juli 2017 dan juga kota Raqqa di Suriah utara pada bulan Oktober, kota yang secara sepihak diklaim sebagai ibu kota. Namun sejumlah pengamat memperingatkan bahwa para militan ISIS bisa saja menyamar sebagai masyarakat sipil di Irak.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah

Pada Januari 2018, juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa tentara AS akan segera meninggalkan Irak dan menuju Afghanistan. Ini merupakan bagian dari kesepakatan antara pemerintah Irak dan koalisi pimpinan AS.”60% tentara AS akan ditarik,” kata Jubir As Kolonel Ryan Dillon.

Tentara AS sudah banyak meninggalkan Irak bersama dengan peralatan perang mereka. Meski demikian, Dillon memastikan masih ada 4.000 pasukan AS yang tetap bertahan untuk melatih dan membantu pasukan keamanan Irak.

Kehadiran koalisi akan terus berlanjut di Irak sesuai situasi dan kondisi, sebanding dengan kebutuhan dan berkoordinasi dengan pemerintah Irak,” kata Dillon.

Ini merupakan kali pertama AS menarik pasukannya darat dari Irak sejak perang melawan ISIS dimulai pada akhir 2014 silam.

Ditariknya pasukan AS tak terlepas dari akan dilangsungkannya pemilu yang rencananya digelar pada bulan Mei 2018. Haider al-Abadi sebuah pidatonya meminta tokoh-tokoh milisi yang ingin mengikuti pemilihan harus meletakkan senjata. Sebuah permintaan yang dianggap tidak mungkin dilakukan oleh banyak orang Irak karena betapa dalamnya milisi terlibat dalam keamanan Irak.

Baca Juga:  Irwan Sabri Serahkan Berkas Formulir Bakal Calon Bupati Nunukan Kepada PDI Perjuangan

Karenanya, kehadiran pasukan AS dianggap sebuah masalah di kalangan sipil sehingga penarikan menjadi sangat penting demi menjaga stabilitas dan potensi konflik sipil kembali pecah. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 7