Mancanegara

Perang Sengit Melawan Teroris ISIS Meletus, 9 Pejuang Resimen Tigris Irak Tewas

Perang sengit melawan teroris ISIS meletus di Irak
Perang sengit melawan teroris ISIS meletus di Irak/Foto: merkur.de

NUSANTARANEWS.CO – Perang sengit melawan teroris ISIS meletus di Irak. Para teroris ISIS melakukan serangan besar-besaran terhadap posisi Pasukan Mobilisasi Populer di provinsi Salahaddin pada awal Mei. Serangan terkoordinasi ini berhasil menewaskan sembilan pejuang Resimen Tigris dan melukai dua lainnya, serta menewaskan seorang anggota Brigade ke-41. Dalam pertempuran sengit ini pasukan teroris berhasil merebut posisi PMF di daerah Balad dan Mukeshefah di selatan Tikrit

Namun pendudukan teroris ISIS ini tidak bertahan lama setelah bala bantuan datang disertai dengan dukungan serangan udara yang berhasil melukai dan menewaskan sejumlah teroris.

Pada hari yang sama, teroris ISIS dengan senapan mesin dan sniper menembaki kantor polisi di desa Zaghinah di provinsi Diyala. Empat petugas polisi terbunuh dan sembilan lainnya terluka.

Dalam serangan gerilya terpisah, unit-unit ISIS meledakkan bom rakitan di rute konvoi PMF di distrik Udhaim, dan kemudian menyerang konvoi kendaraan yang menewaskan seorang tentara dan melukai 3 lainnya.

Baca Juga:  Kekuatan dan Potensi BRICS dalam Peta Politik Global Mutakhir

Intensitas serangan teroris ISIS di Irak tampaknya semakin tinggi sejak bulan April dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Apalagi strategi serangan yang digunakan mulai menggunakan beragam metode dengan peralatan canggih.

Hal ini cukup mengkhawatirkan karena pemerintah Irak belum mampu memulihkan kekuatan militernya setelah dihancurkan oleh Amerika Serikat (AS) dalam agresi militer menggulingkan Presiden Saddam Husein. Situasi ini menuntut pemerintah Irak segera menemukan cara untuk meningkatkan kemampuannya sendiri untuk menghadapi kebangkitan ISIS.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media lokal, Perdana Menteri Irak yang baru ditunjuk Mustafa al-Kadhimi memberikan penghormatan kepada keluarga mereka yang terbunuh – di tengah upaya pembentukan pemerintahan baru sebelum tenggat waktu 30 hari yang membayanginya untuk membentuk kabinet baru pada 9 Mei.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Irak yang baru tengah melakukan upaya dengan faksi-faksi politik Irak untuk menyetujui pemerintahan baru. Serangan demi serangan yang dilakukan teroris ISIS tampaknya berupaya menghambat pembentukan pemerintahan baru Irak.

Baca Juga:  Washington Reiterates Its Support to the Territorial Integrity of the Kingdom of Morocco

Meski begitu, perdana menteri Al-Kadhimi telah mengirim program pemerintahan yang diusulkannya ke Parlemen termasuk nama-nama kandidat untuk berbagai jabatan menteri akan segera diajukan pada hari Rabu.

Presiden Irak Barham Salih telah menugaskan al-Kadhimi, mantan kepala intelijen Irak, sejak 9 April setelah dua kandidat lainnya gagal membentuk pemerintahan sejak Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri pada Desember tahun lalu. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,062