NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat sosial Natalius Pigai memandang media massa mainstream yang didukung rezim penguasa sebenarnya beracun dan penuh tipu daya serta propaganda busuk.
Media-media massa yang sepenuhnya didukung penguasa inilah yang sepenuhnya berfungsi sebagai corong propaganda untuk melanggengkan penjajahan yang menipu para pembacanya.
Baca juga: Media Massa Masih Berperan Besar Terhadap Eksistensi Parpol
“Hari ini media massa bukan lagi jendela dunia. Tahun 2019-2024 saya akan mendorong pemerintah baru merevisi UU atau Perpu agar media massa tidak boleh dimiliki oleh politisi dan pengusaha media, tidak boleh berpolitik, pengusaha non media tidak boleh menjadi owner media massa,” kata Pigai melalui pesan singkat, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Menurut Pigai, media massa arus utama seharusnya menjadi jendela dunia, bukan menjalankan fungsi sebagai propaganda politik kepentingan penguasa.
Baca juga: Di Era Rezim Demokrasi, Peran Media Sebagai Kontrol Sosial Terhadap Sistem Penyelenggara Negara
Karenanya, kata dia, ketika revisi UU dan Perpu media massa terealisasi barulah bangsa Indonesia dapat melihat media benar-benar menjadi jendela dunia.
“Setalah itu, kita akan menyaksikan media massa sebagai jendela dunia yang objektif dan imparsial dalam pemberitaan,” kata pria kelahiran Paniai, Papua ini.
Baca juga: Dewan Pers: Saya Tak Setuju Dikotomi Media Besar dan Kecil
(nvh/anm)
Editor: Alya Karen