Rubrika

Temuan Kampung Tua di Danau Sentani Papua, Ini Kata Arkeolog

emuan Kampung Tua di Danau Sentani, Jayapura, Papua. (FOTO: Istimewa)
emuan Kampung Tua di Danau Sentani, Jayapura, Papua. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jayapura – Salah satu peneliti senior Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengungkapkan setelah melakukan penelitian di ampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, akhirnya berhasil menyingkap sebuah hunian berupa kampung tua awal prasejarah di perairan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

“Eksplorasi yang dilakukan di perairan Danau Sentani sekitar Kampung Doyo Lama, berhasil ditemukan bekas-bekas tiang rumah di dalam air,” kata Hari Suroto dalam laporannya seperti dikutip, Rabu (17/10/2018).

Hari menguraikan, tiang-tiang rumah temuanna tersebut terbuat dari batang pohon soang. Batang kayu jenis pohon ini mampu bertahan ratusan tahun, sehingga secara tradisional oleh masyarakat Sentani dijadikan sebagai tiang rumah.

“Oleh masyarakat Doyo Lama, tempat ditemukannya bekas-bekas tiang rumah ini disebut dengan Ayauge. Dulu manusia yang bermukim di Ayauge, tinggal di rumah panggung di atas air,” kata alumnus Universitas Udayana Bali itu.

Di masa lalu, tutur dia, Ayauge dipilih oleh nenek moyang masyarakat Doyo Lama ketika mereka berpindah dari Pulau Kwadeware, sebuah pulau di tengah Danau Sentani bagian barat.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Buka FGD Penyampaian LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2023

“Eksplorasi di Ayauge hanya menemukan bekas-bekas tiang rumah, tetapi artefak lainnya belum ditemukan. Hal ini karena terbatasnya alat menyelam,” kata Hari yang berencana mengambil S2 Arkeologi dalam waktu dekat ini.

Pihaknya juga menyampaikan, Balai Arkeologi Papua melakukan survei permukaan tanah di Situs Megalitik Tutari Doyo Lama yang tak jauh dari lokasi ditemukan tiang-tiag rumah dalam Danau Sentani. Dalam eksplorasi ini ditemukan pecahan-pecahan gerabah.

Balai Arkeologi Papua juga melakukan ekskavasi di Situs Megalitik Tutari di lokasi ditemukannya pecahan gerabah. “Dalam ekskavasi ini, hanya ditemukan artefak gerabah saja, tidak ditemukan artefak lainnya dan ternyata artefak gerabah hanya ditemukan di tanah lapisan atas, diperkirakan Situs Megalitik Tutari bukan merupakan situs hunian prasejarah tetapi merupakan situs yang berkaitan dengan religi,” katanya.

Pecahan-pacahan gerabah yang ditemukan di situs Megalitik Tutari berdinding tebal, diperkirakan pada masa prasejarah berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan air. “Pecahan gerabah itu sedang dianalisis di laboratorium, untuk mengetahui asal usul dari mana keberadaannya,” kata Hari.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sukses Kembalikan 15 Sepeda Motor Curian kepada Pemiliknya: Respons Cepat dalam Penanganan Kasus Curanmor

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,147