Ekonomi

Swasembada Pangan, Energi dan Air Jadi Prioritas Agenda Ekonomi Prabowo

Prabowo Subianto (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)
Prabowo Subianto (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Calon Presiden RI, Prabowo Subianto saat didapuk sebagai pembicara dalam hajatan The Indonesia Economic Forum (IEF), membahas pentingnya swasembada pangan, energi, dan air sebagai komponen utama agenda ekonomi dan sosialnya. Dia menambahkan bahwa Indonesia harus mempromosikan penggunaan bio-energi sebagai kompensasi penurunan produksi minyak.

“Partai saya akan mengadopsi strategi big push,” kata Prabowo Subianto, di hadapan para pemimpin politik, pebisnis, pemerintah dan komunitas sipil lintas negara di Hotel Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat pada Rabu (21/11/2018).

Dalam konferensi bisnis internasional bertajuk Connecting Indonesia: A New Five Year Agenda itu berulang kali, Prabowo mengingatkan agar Indonesia bisa berswasembada diberbagai sektor satu diantaranya adalah swasembada energi.

“Kita harus meniru negara-negara seperti Tiongkok, AS, India dan Rusia yang semuanya telah mencapai swasembada,” ungkpanya. “Kita juga harus mengatasi dua tantangan signifikan, ketidaksetaraan pendapatan dan tata kelola ekonomi yang kurang tepat.”

Baca Juga:
Prabowo Uraikan Ekonomi Indonesia di Konferensi Internasional
IEF 2018 Bicara Soal Agenda Ekonomi Indonesia 5 Tahun Mendatang

Baca Juga:  Pertama di Indonesia, Pekerja Migran Diberangkatkan dari Pendopo Kabupaten

Prabowo juga menyinggung bagaimana Indonesia harus menanggapi ketidakpastian ekonomi dan politik global yang berkembang di Asia.

Ketua Umum Partai Gerindra itu kemudian memberikan pemaparan, mengenai kondisi Indonesia yang tertinggal jauh di banyak sektor, dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Contoh kasus mengenai pemberantasan stunting atau anak kurang gizi, Indonesia saat ini berada diurutan ke-25 berdasarkan ranking dunia. Bila dibanding dengan Singapura dan Thailand Indonesia masih tertinggal jauh.

Selain indeks stunting yang tinggi, fakta ketertinggalan Indonesia dengan negara Asia Tenggara lainnya terlihat pada semakin rendahnya tingkat membaca di masyarakat Indonesia. Bahkan untuk kebutuhan pokok seperti ketersediaan air bersih, Indonesia juga tertinggal jauh dengan negara negara tetangga.

Adapaun di sektor ekonomi, GDP ratio pada laporan 2017 yang dirilis Bank Dunia, Indonesia masih tertinggal jauh dari empat negara lainnya. Yakni Filipina dengan capaian 122,5 persen. Disusul Malaysia 96,9 persen. Kemudian Singapura dengan perolehan 94,4 persen. Dan dinomor 4 ada Vietnam dengan capaian sebesar 92,4 persen. Sedang posisi Indonesia berada diurutan kelima dengan GDP ratio hanya 92,0 persen.

Baca Juga:  Percepat Konektivitas, Pemkab Sumenep Luncurkan Pelayaran Perdana Kapal Express Bahari 8B

Begitu pula untuk tax ratio. Dari 5 negara di Asia Tenggara, Indonesia kembali tertinggal. Dimana untuk tax ratio Thailand sebesar 15,5 persen, Malaysia 13,7 persen, Singapura 13,7 persen dan Filipina 13,6. Sementara Indonesia berada di urutan buncit, yakni sebesar 10,3 persen.

Pewarta: Romadhon
Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,063