NUSANTARANEWS.CO, Tulungagung – Apresiasi terhadap jasa dan peningkatan status terhadap para pekerja migran Indonesia,Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) secara resmi melepas keberangkatan kelompok Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke New Zealand, Jumat (25/10/24).
Mereka disana bekerja di perkebunan apel sebagai pekerja pemetik buah selama 6 bulan sesuai masa kontrak.
Selama ini pendopo hanya memberangkatkan acara penugasan resmi, kontingen olahraga, pramuka, dan haji, belum pernah pekerja migran yang notabene adalah pahlawan devisa diapresiasi dan diberangkatkan dari Pendopo kabupaten di seluruh Indonesia.
Acara pelepasan dilangsungkan di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso dan dihadiri oleh Pj Bupati Tulungagung, Dr. Ir. Heru Suseno, MT, Sekda Tulungagung Drs. Tri Hariadi MSi, Kepala BNN Tulungagung Rose Iptriwulandhani,S.Psi.,M.M., serta Kepala Disnakertrans Tulungagung Agus Santoso S.Sos. Juga hadir pimpinan PT. Alwihdah Jaya Sentosa, Puji Astutik, sebagai penyalur tenaga kerja yang bertanggung jawab atas pengiriman pekerja ke New Zealand.
Pj Bupati Heru Suseno mengingatkan para PMI untuk selalu menjaga nama baik Indonesia selama bekerja di luar negeri. Ia menekankan pentingnya perilaku yang baik dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas, agar citra Indonesia tetap terjaga di mata internasional.
“Jaga selalu kehormatan negeri ini, ingat keluarga di rumah menanti. Bekerjalah untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” tuturnya.
Heru berharap, setelah kembali ke tanah air, para pekerja dapat menggunakan modal yang mereka peroleh untuk membuka usaha sendiri dan berkontribusi lebih lanjut kepada masyarakat. Ia juga mengingatkan pentingnya perhatian dari pemerintah daerah untuk meningkatkan keterampilan para PMI, sehingga mereka tidak kembali ke luar negeri, tetapi dapat sukses di dalam negeri.
Pria yang juga kepala dinas pertanian Jatim ini juga memberikan apresiasi kepada Agus Santoso, Kepala Disnakertrans Tulungagung, atas upayanya dalam menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dan para pekerja migran.
Hal ini diharapkan dapat memastikan hak dan tanggung jawab antara pekerja dan perusahaan dapat diawasi secara maksimal. “Devisa yang dihasilkan oleh pekerja migran Indonesia asal Tulungagung sangat besar, dan kita berharap itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” imbuhnya.
Sebanyak 163 pekerja migran yang berangkat kali ini telah memiliki pengalaman kerja di New Zealand, dengan beberapa di antaranya telah mengikuti program serupa sebanyak tiga hingga lima kali.
Semua biaya keberangkatan ditanggung oleh perusahaan perkebunan Bostock di New Zealand, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan pekerja.
Sementara itu, pimpinan PT Alwihdah Jaya Sentosa, Puji Astutik menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan pengiriman pekerja migran Indonesia dengan memperhatikan perlindungan dan kesejahteraan mereka. Ia menegaskan bahwa perhatian terhadap aspek mulai dari keberangkatan hingga kepulangan adalah prioritas utama. (Hur)