NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo diketahui mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk berkoalisi. Ajakan tersebut tersampakan tatkala Jokowi melakukan pertemuan dengan elite PKS, Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri. Baik Jokowi maupun elite PKS mengakui hal tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono menilai ajakan tersebut sebagai bentuk kepanikan menghadapi Pilpres 2019.
Baca Juga:
- Pilpres 2019: Jika Strategi Calon Tunggal Sukses, Ucapkan Selamat Tinggal NKRI
- Susi Pudjiastuti Dinilai Sangat Layak Menjadi Cawapres di Pilpres 2019
- Fadli Zon Sebut Gerindra tak Ingin Seperti Berburu di Kebun Binatang di Pilpres 2019
- Polling Fadli Zon untuk Pilpres 2019 Nyatakan Hanya 23 Persen Bertahan Pilih Petahana
- Fadli Zon Buka-bukaan Terkait Prabowo Pesaing Berat Jokowi di Pilpres 2019
“Pak Jokowi ngomong gitu (ngajak koalisi). Makin stres aja kelihatannya Pak Jokowi itu,” kata Ferry kepada media, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Di samping itu, terkait dengan bocornya sejumlah pertemuan yang sebenarnya dilakukan secara tertutup, Ferry menduga itu sebagai bagian dari strategi kubu Istana untuk memutarbalik fakta yang ada. Misalnya, kata dia, pertemuan dengan PKS dan pertemuan ulama Alumni aksi 212.
“Kalau ngintrik-ngintrik gini kan gak baik ngundang teman-teman 212, kemudian dibocorin. Kelihatannya kalau cara-caranya sudah kayak intelijen gitu,” ujarnya.
Dia menambahkan, hal serupa juga terjadi saat Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebut-sebut memiliki peluang atau dibukain pintu untuk menjadi masuk koalisi Jokowi.
Lantas, kata Ferry, kubu Istana kemudian membuat opini seolah-olah Prabowo meminta untuk dicalonkan sebagai wakil presiden untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
“Jadi dia sering ngomong terus yang kek gitu-gitu, terus diputar balik sepertinya seakan-akan Gerindra, Pak Prabowo, yang minta jadi wapres,” bebernya.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.