NUSANTARANEWS.CO, New York – Indonesia keempat kalinya berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk periode 2019-2020. Terpilihnya Indonesia berdasarkan hasil pemilihan Majelis Umum PBB di Mabes PBB di New York, Minggu (8/6). Dalam proses pemilihan tertutup, Indonesia memperoleh 144 suara dari jumlah keseluruhan 190 anggota PBB yang hadir.
Indonesia mengalahkan Maladewa yang memperoleh 46 suara, untuk mewakili kawasan Asia dan Pasifik di DK-PBB, menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya berakhir pada Desember 2018.
“Alhamdulillah Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Ini merupakan kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia dan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa, khususnya para Diplomat Indonesia,” kata Menlu Retno Marsudi dikutip laman Kementerian Luar Negeri.
Baca juga: Jadi Anggota DK PBB Dipandang Sebagai Langkah Maju Indonesia Wujudkan Amanat UUD 1945
Menurutnya, rekam jejak diplomasi serta kontribusi nyata Indonesia bagia perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan di kawasan dan global yang menjadi pertimbangan utama negara-negara anggota PBB mendukung Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Diketahui, ini bukanlah kali pertama Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Sebab, jauh hari sebelumnya, Indonesia sudah pernah duduk di kursi DK PBB sebagai anggota tidak tetap, tepatnya pada periode 1973-1974, 1995-1996 dan 2007-2008 silam.
Dalam pemilihan di New York, Indonesia juga tidak sendirian yang terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020. Negara lain yang juga terpilih di antaranya Jerman, Belgia (mewakili Eropa Barat), Republik Dominika (mewakili Amerika Latin dan Karibia) dan Afrika Selatan (mewakili Afrika).
Baca juga: Senjata Diplomasi Itu Bernama DK PBB
Sementara anggota tidak tetap DK PBB lainnya ialah Pantai Gading, Guinea Ekuatorial, Kuwait, Peru dan Polandia.
Sedangkan anggota tetap DK PBB ada lima yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina (RRC) dan Rusia.
“Dari berbagai pertemuan di PBB, jelas sekali bahwa masyarakat internasional sangat menghargai rekam jejak Indonesia dan melihat demokrasi dan toleransi di Indonesia sebagai aset untuk Indonesia dapat berperan aktif di DK-PBB,” ujar Retno Marsudi.
Baca juga: AS, Inggris dan Perancis Telah Memulai Perang Dunia Ketiga
Kata Menlu, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk mendorong pembentukan global comprehensive approach dalam rangka memerangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme.
“Global partnership yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030,” katanya.
Selain itu, kata Menlu, isu Palestina juga akan menjadi perhatian Indonesia, selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: PBNU Bantah Jalin Kerjasama dengan Israel
Sementara itu, anggota DPR RI Roy Suryo mengaku bahagia Indonesia kembali terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
“Alhamdulillah Indonesia kembali menjadi Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, setelah mengalahkan Maladewa dengan 144 dari 190 suara. Keanggotaan dalam DK PBB ini bukan yang pertama, Indonesia dulu pernah di jaman Pak Harto 1973-74 dan 1995-96, juga Pak SBY 2007-08. Intinya, selaku Anggota Komisi-1 DPR-RI saya mengapresiasi upaya pemerintah, namun ini bukan yang pertama kalinya bagi Indonesia untuk menjadi Anggota DK/Dewan Keamanan PBB, karena dulu sempat juga menjadi anggota (tidak tetap) dan ini sudah yang keempat kalinya,” ujar Roy melalui pesan singkat, Minggu (10/6/2018). (red/ed/nn)
Editor: Banyu Asqalani