NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Athor Subroto mengatakan janji politik Jokowi yang ingin membeli kembali saham Indosat merupakan hal yang sangat tidak mudah. Pasalnya sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda pemilik saham utama untuk menjual saham.
“Sebagai suatu semangat untuk menasionalisasi itu baik, tapi menurut saya gak mudah untuk direalisasikan dalam waktu dekat,” ungkap Athor, saat dihubungi Nusantaranews.co, Selasa (28/11/2017).
Athor melanjutkan ambisi pemerintah yang ingin menggenjot pembangunan infrastruktur, kata dia termasuk pembelian kembali saham Indosat saat ini dianggapnya masih belum menjadi prioritas.
“Saya kira dengan kebutuhan menutupi kebutuhan infrastruktur, menutupi kebutuhan BPJS, saya kira itu menjadi prioritas kesekian untuk menasionalisasi atau membuy back saham Indosat,” terangnya.
Baca:
Janji Akan Buy Back Saham Indosat, Pengamat: Jokowi Ingkar Janji
Indosat Hilang, BRIsat Pun Datang
Mengenang Indosat
Dicap Anti Umat Islam, Jokowi Bakal Temui Kesulitan Lobi Emir Qatar
Athor memprediksi, jika pembelian saham Indosat akan direalisasikan maka hal tersebut akan dipaksakan menjelang tahun 2019. “Kalau itu mau direalisasikan, menurut saya yang paling akhir mendekati 2019. Mendekati momen politik, kemungkinan akan dipaksakan untuk direalisasikan karena karena membutuhkan realisasi janji gitu lo, kalau sekarang saya kira ndak,” katanya.
Menurut Athor hal yang perlu dilakukan oleh Jokowi adalah menunggu momentum tepat kapan saham tersebut akan dijual.
“Menunggu momentum pada harga yang disepakati kedua belah pihak, sebenarnya kalau harga 10 triiliun pun sebenarnya bisa kalau mau, tapi untuk jangka waktu dekat ini saya kira ndak. Mungkin itu pada akhir periode ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indosat merupakan bagian dari anak usaha milik BUMN yang bergerak pada bidang teknologi satelit. Pada 15 Desember 2002, Pemerintahan Presiden Megawati telah melepas saham 41,94 persen saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte.
Kemudian diakusisi oleh Ooredoo Group, yang ketika itu dikenal sebagai Qatar Telecom, terjadi pada 2008. Kepemilikan sajam Indosat saat ini terbagi antara Ooredoo sebesar 65 persen, Pemerintah RI sebesar 14,3 persen, Skagen AS sebesar 5,42 persen dan publik sebesar 15,29 persen.
Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon