EkonomiTerbaru

Indosat Hilang, BRIsat Pun Datang

NUSANTARANEWS.CO – Milenium ketiga adalah abad ruang angkasa dengan teknologi satelit sebagai tulang punggungnya. Satelit adalah aset strategis dunia masa depan karena fungsinya ibarat panca indra manusia. Bahkan ibarat sebuah pulau diluar angkasa. Tidak mengherankan bila Presiden Soeharto sejak tahun 1969, sudah memiliki visi yang jauh kedepan ketika membangun “Stasiun Bumi” di Jatiluhur, Jawa Barat. Dengan memberi nama “PALAPA” kepada satelit geostasioner Indonesia jelas menunjukkan bahwa Presiden Soeharto adalah seorang visioner, seorang negarawan ahli strategi yang berpikir jauh melampaui zamannya dalam mepersiapkan masa depan NKRI.

Baca juga: Mengenang Indosat

Kini, BRIsat sukses meluncur dari Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, tepatnya, Sabtu 18 Juni 2016 pukul 18.38 waktu setempat atau pukul 04.38 waktu Indonesia Barat (WIB). Dengan demikian Bank BRI tercatat dalam sejarah sebagai Bank pertama di dunia yang mengoperasikan satelit milik sendiri. Sekedar informasi, bahwa BRIsat dibuat dengan menelan biaya Rp3,375 triliun.

Baca Juga:  Wabub Nunukan Resmikan Resort D'Putri Pulau Sebatik

Setelah dibawa meluncur ke angkasa oleh roket Ariane 5, BRIsat dilepas menuju titik orbit dengan koordinat 150,5 derajat Lintang Timur. Dan dalam kurun waktu 20 hari diperkirakan BRIsat sudah akan mencapai slot orbit geostationary, tepat berada di atas Papua. Titik orbit BRIsat di atas Papua, dipilih karena dianggap sebagai lokasi terbaik yang dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia, ASEAN, dan Asia Timur.

Setelah sampai pada orbitnya, perusahaan pembuat BRIsat asal Amerika Serikat, Space System Local (SSL) akan menyerahkan secara resmi sistem operasi satelit BRIsat kepada awak BRI. Dimana Perusahaan BUMN ini, jauh-jauh hari telah menyiapkan SDM dan fasilitas kontrol satelit di Ragunan, Jakarta Selatan, dan Tabanan, Bali. Para pengendali BRIsat adalah 53 orang putra-putri Indonesia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan satelit oleh SSL, di Amerika Serikat.

Seperti kita ketahui bahwa kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk perbankan baru berlaku pada 2020. Hal ini jelas menjadi tantangan utama perbankan Indonesia untuk lebih berdaya saing di rumah sendiri, termasuk dalam aspek teknologi informasi. Oleh karena itu kehadiran BRIsat diharapkan mampu menjadi sarana pendukung bagi Bank BRI khususnya dan dunia perbankan nasional umumnya untuk lebih meningkatkan kinerjanya, agar lebih efektif dan efisien.

Baca Juga:  Kepala DKPP Sumenep Ajak Anak Muda Bertani: Pertanian Bukan Hanya Tradisi, Tapi Peluang Bisnis Modern

BRIsat dengan 45 transpondernya setelah diserahterimakan akan menghemat 40% biaya  operasional Bank BRI. Selama ini BRI menyewa satelit dengan biaya Rp500 miliar per tahun. Apalagi setiap tahun selalu ada kenaikan. Bahkan, bila dizinkan, BRI pun bisa bermain di penyewaan satelit yang untungnya cukup menggiurkan.

Dengan BRIsat, kualitas layanan perbankan diseluruh wilayah nusantara akan merata. Secara ekonomis BRIsat dapat memberikan pelayanan terbaik guna mendukung usaha nasabah, menciptakan integrated payment system kepada retailers, wholesales, asset tracking and monitoring, dan efisiensi transaksi keuangan yang pada akhirnya manfaat tersebut dapat dinikmati masyarakat secara luas. (Banyu)

Related Posts

1 of 9