Ekonomi

Terlanjur Dicap Anti Umat Islam, Jokowi Bakal Temui Kesulitan Lobi Emir Qatar

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Niatan Presiden Joko Widodo membeli kembali saham Indosat dinilai bakal menemui banyak hambatan. Pasalnya, sebagian besar saham Indosat telah dimiliki pengusaha asal Qatar Nasser Marafih melalui Ooredoo Group sebesar 65 persen.

Kalau pun Jokowi hendak membeli kembali saham mayoritas Indosat, tentu harus melakukan pendekatan terhadap Emir (Raja) Qatar untuk memohon bantuan supaya Qatar Nasser Marafih dan Ooredoo Group mau melepaskan sahamnya ke Indonesia.

“Dia harus melakukan hubungan diplomatik terhadap Raja Qatar, bermohon-mohon agar Raja Qatar mau melepas kepada negara Indonesia,” ujar Muchtar di Jakarta, Seninh (27/11/2017).

Namun, pengamat politik asal UGM ini tak yakin Jokowi bakal mampu melakukannya jika tidak dibantu oleh para ulama yang memiliki kedekatan dengan Qatar. Apalagi, rezim Jokowi juga sudah terlanjur dicap anti terhadap umat Islam khususnya di tanah air. Hal ini tersirat dengan dikeluarkan UU tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang dinilai sengaja ingin membidik ormas-ormas Islam.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

“Upaya itu bisa berhasil kalau dibantu para pimpinan umat Islam politik dari Indonesia. Ada jaminan bagi Raja Qatar, tidak ada lagi tindakan kekerasan negara terhadap ulama dan aktivis Islam di Indonesia,” kata Muchtar.

Selain itu, aspek lain yang juga penting dan menentukan keberhasilan misi agak mustahil ini ialah soal persepsi Raja Qatar terhadap sosok dan kepemimpinan Jokowi.

“Persepsi Raja Qatar terhadap Jokowi mensikapi umat Islam di Indonesia sangat menentukan keberhasilan hubungan diplomatik Jokowi terhadap Qatar ini,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Indosat merupakan bagian dari anak usaha milik BUMN yang bergerak pada bidang teknologi satelit. Pada 15 Desember 2002, Pemerintahan Presiden Megawati telah melepas saham 41,94 persen saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte.

Kemudian diakusisi oleh Ooredoo Group, yang ketika itu dikenal sebagai Qatar Telecom, terjadi pada 2008. Kepemilikan sajam Indosat saat ini terbagi antara Ooredoo sebesar 65 persen, Pemerintah RI sebesar 14,3 persen, Skagen AS sebesar 5,42 persen dan publik sebesar 15,29 persen.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

Reporter: Syaefuddin Al Ayubbi
Editor: Eriec Dieda

BACA JUGA: Mengenang Indosat

Related Posts