Mancanegara

Palestina dan Israel Melakukan Persiapan Perang Berikutnya

Palestina dan Israel Melakukan Persiapan Perang
Palestina dan Israel melakukan persiapan perang di Gaza.

NUSANTARANEWS.CO –Palestina dan Israel melakukan persiapan perang berikutnya. Israel terus melancarkan serangan udara sporadis ke Jalur Gaza dalam beberapa minggu terakhir dengan menggunakan jet tempur, helikopter, dan tembakan artileri. Bahkan, Israel juga menggunakan pesawat tanpa awak untuk memantau dan menembak sasaran yang telah ditentukan.

Menanggapi serangan Israel yang terus-menerus, telah membuat Hamas bersiaga penuh untuk menghadapi kemungkinan invasi Israel ke Jalur Gaza. Pada Rabu lalu (10/7) Hamas menggelar latihan militer besar-besaran untuk menguji kesiapan tempur militernya yang melibatkan polisi, unit intelijen dan Brigade al-Qassam untuk menghadapi pasukan khusus Israel yang berhasil menembus wilayah Gaza.

Latihan “Gazan” merupakan simulasi perang yang didasarkan pada peristiwa operasi rahasia pasukan khusus Israel di Khan Younis yang berhasil digagalkan oleh pasukan Palestina pada November tahun lalu. Dalam peristiwa itu, pasukan Israel terlibat baku tembak setelah membunuh tujuh warga Palestina di Jalur Gaza. Seorang letnan kolonel Israel terbunuh dan seorang perwira lain cedera dalam operasi penyamaran di Gaza tenggara tersebut.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Belajar dari peristiwa itu, Hamas tampaknya harus meningkatkan kemampuan tempur mereka untuk memberikan elemen kejutan yang tak terduga kepada IDF di medan tempur. Dengan kata lain, Israel telah mengukur kapasitas tempur pasukan Palestina dan bagaimana cara mengalahkannya.

Terbukti, tak lama setelah Palestina mengadakan latihan perang di Gaza, Israel pun menyusul menggelar latihan penyerbuan skala penuh ke Jalur Gaza. Latihan yang hanya berjarak 13 mil dari Gaza tersebut dilakukan untuk menghadapi perang kota yang akan dilancarkan oleh pasukan para militer Palestina.

Menurut Cpt. Noam Karavani dari brigade lapis baja ke-40, tujuan latihan perang IDF adalah untuk mempersiapkan mental prajurit menghadapi perang serta bagaimana mereka berpikir secara profesional untuk menang, seperti dikutip Jerusalem Post pada hari Selasa (17/7). IDF menggelar latihan perang di dekat Kibbutz Ofakim, dan satu lagi di Tze’elim.

Karavani juga menjelaskan bahwa skenario latihan tersebut didasarkan atas pengalaman serangan IDF pada tahun 2014 di Gaza yang disebut dengan Operation Protective Edge, yang melibatkan serangan udara untuk mendukung invasi darat ke Shuja’iyya di Gaza guna menghancurkan lokasi peluncuran roket serta terowongan bawah tanah Palestina.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Dengan penuh keyakinan Karavani mengatakan bahwa IDF akan memenangkan Perang. “Mereka tidak memiliki kejutan lagi,” kata Karavani. “Kami tahu segalanya, bahkan apa yang ia (Palestina) pikirkan kami punya jawabannya… drone, terowongan bawah tanah. Tidak ada yang belum kami siapkan.”

“Tanpa ragu kita siap untuk memenangkan perang berikutnya,” kata Karavani tanpa menyebutkan seberapa besar kekuatan yang akan dikerahkan.

Seminggu sebelum latihan perang tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel bila perlu akan mempersiapkan operasi militer skala besar ke Gaza.

Demikian pula di tempat terpisah, Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengatakan bahwa Israel “dalam beberapa minggu terakhir ada kemungkinan akan melancarkan operasi militer di Gaza,” kutip Haaretz.

Seperti diketahui, Israel dan Palestina telah melakukan gencatan senjata sejak pertengahan Mei, namun serangan balon oleh Hamas dan pembatasan akses nelayan Palestina ke Laut Mediterania oleh pasukan Israel telah mengancam gencatan senjata tersebut.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Sejak 2008, Israel dan Hamas tercatat telah terlibat dalam tiga perang besar di Jalur Gaza. Mulai Operation Case Lead (2008-2009), Operation Pillar of Defense (2012) dan terakhir perang tujuh minggu yang dikenal sebagai Operation Protective Edge pada tahun 2014. Serangan terakhir IDF telah membunuh 2.200 warga Palestina dan melukai belasan ribu lainnya.

Di dalam waktu yang hampir bersamaan, IDF juga mengakhiri simulasi perang besar-besaran terkait rencana perang dengan Hizbullah di Lebanon Selatan. IDF tampaknya ingin membalas kekalahan memalukan pada Perang Lebanon 2006 sebagai upaya menaikkan kembali mental perang prajuritnya yang runtuh setelah mengalami kekalahan telak oleh taktik perang gerilya Hizbullah yang mematikan dan menakutkan. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,072