Hankam

OV-10 Bronco, Mengenal Pesawat Militer Pertama Tentara Langit Indonesia

NUSANTARANEWS.CO – Diskursus tentang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) maka tak akan lepas dengan komponen pentingnya yakni pesawat terbang.

Dalam sejarahnya, TNI AU mulai mengalami popularitas secara menasional sejak dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani di awal-awal tahun 1960-an.

Namun puncaknya, ketika tentara langit Indonesia pertama kalinya dalam sejarah melakukan pembaharuan armadanya pada awal tahun 1980-an. Salah satu armada yang diperbaharui kala itu adalah pesawat OV-10 Bronco.

Seperti apa keistimewaan pesawat OV-10 Bronco ini sehingga mampu menaikkan pamor TNI AU? Dilansir dari Wikipedia, peswat tipe OV-10 Bronco merupakan jenis pesawat militer ringan berbaling-baling bermesin turboprop ganda sayap tinggi (high wing).

Pesawat militer ini cukup popular pada masanya. Pesawat OV-10 Bronco sendiri adalah salah satu armada alutsista yang dibuat oleh North American Rockwell sebagai pesawat serang yang ringan. Selain itu pesawat ini juga kerap digunakan sebagai pesawat angkut ringan.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

OV-10 Bronco memiliki jenis bernama turboprop. Dimana mesin mulanya dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya.

Sekalipun memiliki sayap tetap, kemampuannya mirip dengan kemampuan helikopter serbu berat yang cepat, mampu terbang jarak jauh, murah dan sangat dapat diandalkan. Inilah yang menempatkan OV-10 Bronco terasa istimewa ketika tahun 1980-an berhasil didaratkan ke tanah air.

Selain itu, OV-10 Bronco juga mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam. Di dalamnya memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih.

Pesawat ini berharga karena kemampuannya dalam mengemban berbagai misi, memuat berbagai macam senjata dan kargo, area pandang pilot yang luas, kemampuan terbang dan mendarat di landasan yang pendek, biaya operasi yang murah dan kemudahan dalam perawatan. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 6