NUSANTARANEWS.CO – Kejaksaan Arab Saudi pada Kamis lalu mengumumkan bahwa mereka memperkirakan sekurangnya 110 miliar dolar telah disalahgunakan dalam kasus-kasus korupsi yang melibatkan pangeran-pangeran dan menteri-menteri.
Pemerintah Saudi kemudian menahan tokoh-tokoh yang berpengaruh di lingkaran elit politik dan ekonomi dalam upaya pemberantasan korupsi yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang telah ditunjuk sebagai pewaris takhta.
Selain menahan, pemerintah Saudi juga telah membekukan sejumlah rekening bank terkait tindak pidana korupsi tersebut. Sampai hari ini, di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung – sedikitnya 20 orang telah di tahan dan kemungkinan akan semakin meluas.
Penahanan massal para elit politik kerajaan yang dituduh melakukan korupsi “menimbulkan banyak kekhawatiran”, kata Sekretaris Negara AS Rex Tillerson. Washington terus memantau secara seksama penyelidikan yang mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya terkait dugaan penggelapan uang senilai US$ 100 miliar.
Berbicara kepada wartawan sebelum mendarat di kota Da Nang, Vietnam, di mana Tillerson menemani Presiden Donald Trump ke KTT APEC, diplomat utama Washington mengatakan pembersihan anti-korupsi Arab Saudi adalah “bertujuan baik” – namun menimbulkan beberapa kekhawatiran mengenai bagaimana individu-individu tertentu ditangani,” katanya.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengkonsolidasikan kekuatannya dan di antara puluhan tokoh berprofil tinggi yang dipecat atau ditangkap adalah pangeran, menteri dan konglomerat bisnis miliarder.
Pembersihan tersebut terjadi saat ketegangan regional antara Arab Saudi dan Iran meningkat mengenai serangan rudal yang gagal terhadap bandara Riyadh pada hari Sabtu, yang diklaim oleh pemberontak dukungan Teheran di Yaman.
Sebuah krisis politik juga sedang berlangsung di Lebanon setelah perdana menteri Saad Hariri mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan dalam sebuah pidato dari Riyadh, dengan mengutip “pegangan” Iran di negaranya dan ancaman terhadap hidupnya.
Washington adalah sekutu setia Arab Saudi, namun ada kekhawatiran bahwa Pangeran Mahkota bisa melampaui dirinya sendiri melalui penyelidikan anti-korupsi. (Banyu)