Mancanegara

Pentagon Mulai Mengaktifkan Pangkalan Udara Prince Sultan di Arab Saudi

Pentagon mulai mangaktifkan pangkalan Prince Sultan
Pentagon mulai mengaktifkan pangkalan Prince Sultan di Arab Saudi

NUSANTARANEWS.CO – Pentagon mulai mengaktifkan pangkalan udara Prince Sultan di Arab Saudi yang pada awalnya dikenal sebagai al-Kharj sejak bulan Juni lalu. Para pejabat senior pertahanan mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) dan sistem pertahanan rudal Patriot telah tiba di Pangkalan Udara Pangeran Sultan. Pasukan AS yang sudah berada di lokasi kini tengah mempersiapkan fasilitas bagi kedatangan skuadron udara pada bulan Agustus mendatang.

Pengaktifan pangkalan militer yang telah ditinggalkan selama lebih dari 15 tahun yang lalu ini memang direncanakan untuk melawan Iran, persis sama ketika meletus Perang Irak pada Januari 1991 ketika Irak menginvasi Kuwait. Pangkalan udara ini juga menjadi basis bagi Operation Desert Fox tahun 1998 untuk menegakkan zona larangan terbang di atas Irak, termasuk pemboman situs-situs yang diyakini sebagai program nuklir dan rudal Irak. Pada tahun 2001, pangkalan ini juga menjadi Pusat Operasi Udara Gabungan perang di Afghanistan sampai dipindahkan pada tahun 2003 ke pangkalan udara al-Udeid di Qatar.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Meski begitu, Pentagon menolak untuk mengomentari lebih banyak terkait penyebaran kekuatan militer ke pangkalan udara di selatan Riyadh tersebut. juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Earl Brown pada hari Kamis, mengatakan: “Central Command AS tengah bekerja membangun postur pasukan dan terus bekerja sama dengan mitra dan sekutu kami di kawasan regional.

Peningkatan fasilitas pangkalan menjadi prioritas utama untuk mengakomodasi militer AS, termasuk memperkuat dan memperluas jalan dan landasan pacu, mempersiapkan pangkalan untuk misi baru, kata seorang pejabat AS. Pangkalan itu memiliki nilai strategis untuk melawan Iran dari kejauhan yang tidak berada dalam jangkauan rudal Iran.

Dalam pernyataan tertulis Jumat malam, Komando Sentral AS mengatakan pengerahan ke Arab Saudi telah disetujui oleh Pentagon.

“Penyebaran pasukan ini akan memberi kekuatan pencegah tambahan, dan memastikan kemampuan kami untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan kami di kawasan dari ancaman yang muncul dan dapat dipercaya,” kata Komando Pusat. “Penyebaran ini juga meningkatkan kedalaman operasional dan jaringan logistik.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Pentagon rencananya akan menempatkan jet tempur, rudal pertahanan udara dan kemungkinan lebih dari 500 tentara di pangkalan udara Saudi yang akan kembali menjadi pusat kekuatan udara Amerika di Timur Tengah.

Seperti telah diberitakan, Pentagon sebelumnya telah mengumumkan mengenai rencana pengerahan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, mengikuti apa yang oleh para pejabat AS disebut sebagai ancaman yang nyata dan meningkat dari Teheran. Pihak militer tidak merinci lokasi di mana pasukan akan dikirim, tetapi pangkalan Saudi tampaknya adalah salah satunya. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,062