Mancanegara

Harga Minyak Mentah Dunia Mengalami Lonjakan Setelah Serangan

Harga Minyak Mentah Dunia Mengalami Lonjakan Setelah Serangan/Foto: Aljazeera

NUSANTARANEWS.CO – Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan signifikan setelah serangan atas kilang minyak di Arab Saudi. Harga minyak mentah di West Texas Intermediate naik sekitar 15 persen hingga mencapai US$ 63 dolar per barel pada hari Minggu (15/09). Sementara di London, harga minyak mentah Brent melonjak hingga 18 persen menembus US$ 71 dolar per barel dari kisaran di bawah 60 dolar pada pekan lalu.

Menurut sejumlah media mainstream Barat diperkirakan butuh beberapa minggu untuk memperbaiki fasilitas kilang minyak tersebut untuk dapat berproduksi kembali dengan kapasitas penuh setelah diserang. Pemerintah Arab Saudi sendiri tidak menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki fasilitas yang rusak. Namun, pemerintah Riyadh tampaknya berupaya mengeluarkan cadangan minyak mentahnya untuk mengatasi dampak penghentian produksi minyaknya.

Seperti telah diberitakan, akibat serangan yang dilakukan oleh pesawat tak berawak pejuang Houthi atas kilang Abqaiq dan Khurais telah menyebabkan ledakan dan kebakaran pada Sabtu (14/09), yang menghentikan operasi kilang minyak tersebut.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Tidak ada korban yang dilaporkan tetapi kerusakan menyeluruh dari serangan hari Sabtu tidak jelas, sementara para wartawan dijauhkan dari instalasi dan keamanan ditingkatkan.

Kilang minyak Abqaiq merupakan salah satu fasilitas pemroresan minyak mentah terbesar di dunia dengan kapasitas produksi sekitar 5,7 juta barel per hari, atau sekitar setengah dari produksi Arab Saudi.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui cuitannya mengatakan dirinya memiliki alasan untuk mengetahui dan meyakini serta percaya terkait pelaku penyebab’ serangan drone terhadap kilang minyak Aramco

Sementara Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa, AS akan bekerja dengan mitranya untuk memastikan bahwa pasar energi tetap dipasok dengan baik dan Iran dimintai pertanggungjawaban atas serangannya.

Iran langsung membantah tuduhan AS bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan drone itu. Para pejabat Iran juga memperingatkan bahwa aset dan pangkalan militer AS serta kapal induk berada dalam jangkauan rudal Iran.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Kepala Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi, Amirali Hajizadeh mengatakan bahwa seluruh aset AS dalam jarak 2.000 km di sekitar Iran berada dalam jangkauan rudal kami,” kata Amirali Hajizadeh, seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim semi resmi.

Sumber intelijen AS menunjukkan foto-foto satelit yang memperlihatkan 19 titik serangan di dua fasilitas energi Saudi, termasuk kerusakan di jantung pabrik pengolahan minyak Abqaiq. Para pejabat mengatakan foto-foto itu menunjukkan dampak yang konsisten dengan serangan yang datang dari arah Iran atau Irak, bukan dari Yaman.

Para pejabat yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah intelijen, tidak membahas apakah pesawat tak berawak itu bisa diluncurkan dari Yaman, kemudian mengambil jalan memutar, tetapi tidak secara eksplisit mengesampingkannya.

Ladang minyak dan saluran pipa Arab Saudi telah menjadi target serangan pejuang Houthi dalam setahun belakangan ini, namun skala serangan terakhir merupakan yang terhebat hingga kemungkinan akan mendorong lonjakan harga minyak dunia. Aramco mengatakan bahwa serangan itu akan memangkas produksi sebesar 5,7 juta barel per hari, atau sekitar 5% dari pasokan minyak mentah global. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,061