Spiritual

Pintu Berkah

pintu berkah, berkah, barokah, nusantaranews
Ilustrasi – Pintu Berkah. (Foto: blogspot.com)

Pintu Berkah. Berkah atau barokah merupakan sebuah kata yang penuh makna. Dari zaman ke zaman , umat Islam berlomba-lomba untuk mencari keberkahan tersebut di dalam setiap segi kehidupannya.Karena barokah atau segala sesuatu yang bertambah dan lebih baik dari sebelumnya. Ibarat uang, tidak pernah habis, itulah barokah, tapi bagaimana mencarinya?

Barokah adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup di dunia dan juga harapan terbaik di akherat. Barokah atau berkah adalah salah satu kata selain salam dan rahmat yang terkandung dalam salam Islam Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh (Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan selalu menyertai Anda kalian).

Menurut bahasa, berkah berasal dari bahasa Arab, barokah artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.

Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair yakni bertambahnya kebaikan (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79). Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.

Ada yang mengharapkan keberkahan rezeki, keberkahan ilmu, keberkahan tempat dan sebagainya. Di dalam Al Qur’an dan Hadist pun, kata berkah ini berulang kali dipakai dalam berbagai kesempatan dan peristiwa. Allah SWT banyak berfirman dalam Al Qur’an seperti ”Adaikata penduduk negeri-negeri (itu) beriman dan bertakwa, maka pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”(QS Al-A’raf,7:96).

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

Dalam surat yang lain juga difirmankan,”Rahmat Allah dan keberkahan-Nya dicurahkan kepada kalian wahai ahlul bait.Sesungguhnya Allah Maha Terpuji dan Maha Pemurah.” (QS Hud,11:73).

Dan DIA menjadikan aku seorang yang diberkati di manapun aku berada.” (QS Maryam,19:31).

Dan berdoalan,’Wahai Tuhanku, tempatkanlah aku di tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS Al Mu’minun, 23:29).

Sebenarnya masih banyak ayat yang menyebutkan kata berkah, tetapi ayat-ayat yang di tulis di atas cukup untuk membuktikan bahwa keberkahan itu diberikan pada tempat, waktu, manusia dan benda, sebagaimana tampak dalam ayat-ayat di atas.

Keberkahan itu juga banyak disebutkan dalam berbagai hadist Rasulullah SAW. Di antara sabda Nabi SAW, ”Ya Allah, berkatilah negeri Syam kami.Ya Allah berkatilah negeri Yaman kami.” (HR Bukhari).

Dalam lain kesempatan Nabi Muhammad SAW berdoa, “Ya Allah berkatilah buah-buahan kami, berkatilah kota kami, berkatilah takaran sha’ kami dan berkatilah takaran mud kami.”(HR Muslim).

Baca Juga:  Anton Charliyan Gelar Giat Rutin Berkah Ramadhan Kepada Para Jompo, Anak Yatim, Santri, dan Rekan Media di Priangan

Ketika hendak meminum susu, Rasulullah SAW mengajarkan agar kita membaca doa,”Ya Allah berkatilah susu kami dan berilah kami tambahan lagi.” (HR Tirmidzi).

Jika menjelang bulan Rajab tiba, Rasulullah SAW membaca doa berikut: ”Ya Allah berkatilah kami selama bulan Rajab dan Sya’ban serta berkati pula kami selama bulan Ramadhan.” (HR Ahmad).

Berbagai ayat dan hadist di atas membuktikan bahwa berkah sangat penting dan dibutuhkan. Jika Allah memberikan keberkahan kepada sesuatu maka sesuatu itu akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan berkesinambungan.

Sebagai contoh, seseorang yang memperoleh keberkahan waktu.Dalam waktu yang singkat , ia akan mampu melakukan banyak kegiatan yang amal saleh yang biasanya tidak dapat dilakukan dalam waktu sesingkat itu.

Begitupula makanan yang memperoleh berkah, meskipun hanya sedikit , ia cukup untuk mengenyangkan banyak orang. Karena manfaat berkah sangat besar maka umat Islam dari zaman ke zaman berusaha mencari keberkahan tersebut dalam setiap celah kehidupan. Usaha ini selanjutnya dikenal dengan istilah tabarruk.

Sayangnya karena kurang memahami arti tabarruk , ada sebagian orang yang menuduh umat Islam yang berusaha menncari berkah (bertabarruk) sebagai orang yang telah melakukan perbuatan syirik kecil. Tuduhan semacam ini tentunya tidak benar, karena bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist.

Dalam suat Al Baqarah ayat 248 Allah SWT menjelaskan bani Israil diberi oleh Allah SWT sebuah Tabut (sejenis peti) yang berisi peninggalan keluarga Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Sayidina ‘Abdullah bin ‘Abbas menyatakan bahwa Tabut itu berisi tongkat Nabi Musa, tongkat Nabi Harun dan serpihan Taurat yang pecah ketika diletakan oleh Nabi Musa AS. Imam Qurtubi menyebutkan bahwa Tabut tersebut diturunkan Allah kepada Nabi Adam AS dan disimpan olehnya hingga kemudian sampai ke tangan Nabi Ya’qub AS. Setelah itu Tabut tersebut disimpan oleh bani Israil. Selama membaca Tabut tersebut , bani Israil selalu memenangkan pertempuran dengan orang-orang yang memerangi mereka. Ketika mereka bermaksiat kepada Allah, mereka kalah dan Tabut dicuri oleh Jalut dan bala tentaranya.

Baca Juga:  Pemdes Jaddung dan Masyarakat Gelar Istighosah Tolak Bala Penyakit, untuk Desa Lebih Baik

Dalam QS Al Baqarah 248, Allah SWT mengajarkan kepada kita dua hal yang penting agar dikerjakan dengan baik. Pertama, anjuran untuk menjaga peninggalan orang-orang saleh.Kedua, izin untuk bertawasul dan bertabruk dengan peninggalan para Nabi dan kaum Sholihin.

Ketakwaan seseorang dan tabaruknya dengan peninggalan para Nabi dan kaum Sholihin akan membawa kemenangan dan kesuksesan bagi siapa pun baik di dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk orang yang bertaqwa dan golongan orang-orang yang dapat membuka pintu berkah dunia akhirat. Amin. Wallohu A’lam bi Showab.

Penulis: Aji Setiawan

Related Posts

1 of 3,050