NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan AS James Mattis, Rabu (25/10) di Clark, Pampanga, Filipina.
Dalam pertemuan ini Menhan Ryamizard Ryacudu menjelaskan mengenai ancaman terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata. Tak hanya itu, pertemuan yang berlangsung di Filipina itu juga memboicarakan tentang ancaman bencana alam dan lingkungan, perompakan serta pencurian Sumber Daya Alam.
Begitupun dengan wabah penyakit dan peredaran narkoba serta peperangan siber dan intelijen tak luput jadi pokok perbincangan. Deretan tantangan di atas merupakan ancaman nyata yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Menyadari kompleksitas ancaman tersebut, Menhan Ryamizard Ryacudu mengharapkan Kementerian Pertahanan kedua negara dapat menjalin komunikasi, koordinasi dan memiliki fleksibilitas untuk menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman tersebut.
Menhan RI menganggap bahwa RI dan AS harus mampu memainkan peran yang lebih besar dalam membangun perdamaian dunia, dengan menggunakan soft power berupa diplomasi berupaya memberantas radikalisme dan terorisme.
Indonesia dan AS dapat saling meningkatkan aktivitas berbagi informasi lintas batas negara sebagai bagian dari upaya kontra terorisme dan mendukung kegiatan deradikalisasi. Dijelaskan oleh Menhan RI bahwa dalam Sidang ADMM dan ADMM PLUS ini Indonesia memberikan usulan kerjasama “Our Eyes” yang memfokuskan kegiatan pada bidang intelijen melalui pertukaran informasi mengenai ancaman terorisme.
Dalam kerangka ADMM PLUS, Indonesia memberikan dukungan kepada AS yang bersama-sama Malaysia memimpin Kelompok Kerja Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (Humanitarian Assistance and Disaster Relief/ HADR) pada periode 2017-2020. (JLY/DAS)
Editor: Romandhon