Mancanegara

Jubir Pentagon: Anggaran Pertahanan AS untuk Memastikan Kami Menjadi Kekuatan Mematikan di Dunia

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meningkatkan anggaran militer AS yang dialokasikan ke Departemen Pertahanan yang mencapai angka US$ 700 miliar atau hampir Rp 10.000 triliun. Ini tercatat sebagai anggaran pertahanan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, bahkan jaug melampaui anggaran militer gabungan Rusia dan Cina.

Sekadar informasi, Rusia menetapkan anggaran pertahanannya pada 2018 senilai 46 miliar dolar AS. Cina menaikkan anggaran militernya 8 persen dari sebelumnya sehingga mencapai angka 173 miliar dolar AS atau setara 1.1 triliun yuan. Sementara Inggris sebesar 60 miliar dolar, Perancis dan Jerman masing-masing sebesar 40 miliar dolar.

Baca juga: AS Meningkatkan Anggaran Militernya Menjadi Hampir Rp 10.000 Triliun

Presiden Trump mengingatkan Departemen Pertahanan AS agar menggunakan anggaran besar tersebut secara bijaksana untuk kepentingan modernisasi kekuatan.

“Kita akan menggunakan uang itu untuk membangun kembali dan memulihkan kekuatan militer guna memastikan kita tetap menjadi kekuatan paling mematikan di dunia,” kata juru bicara Pentagon, Dana W. White dikutip Departemen Pertahanan AS, Senin (2/4/2018).

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Menteri Pertahanan AS James Mattis juga mengingatkan agar dana tersebut digunakan untuk membangun kekuatan yang mematikan di dunia serta mengungguli kekuatan musuh potensial sekarang dan di masa depan.

Baca juga: Tahun 2018, Anggaran Pertahanan Rusia 2,8 Persen dari PDB

“Dengan rasa rendah hati dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada rakyat Amerika karena telah mempercayakan uang pajak yang mereka bayarkan secara susah payah. Kita berhutang kepada mereka untuk membelanjakan uang yang telah mereka amanahkan dengan bijak,” kata White.

White melanjutkan, nenerangi ISIS tetap menjadi prioritas AS. “Pekerjaan penting tetap untuk menjamin memberangus kelompok ekstremis ini,” tegasnya.

“Kita bekerja sama dengan Turki, sekutu NATO kita ini untuk meyakinkan mereka bahwa kita sangat memahami kekhawatiran keamanan mereka dan akan secara tepat menangani perselisihan dengan mereka (Turki) saat kami bersama-sama melawan ISIS. Kita tidak boleh terganggu, apalagi sampai mengurangi tekanan terhadap ISIS,” katanya. (red)

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 790