Mancanegara

AS Meningkatkan Anggaran Militernya Menjadi Hampir Rp 10.000 Triliun

NUSANTARANEWS.CO, Amerika Serikat – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan anggaran militernya menjadi US$ 700 miliar atau hampir Rp 10.000 triliun. Jika disetujui oleh Kongres maka anggaran militer tersebut akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS. Jauh melampaui anggaran militer gabungan Rusia dan Cina.

Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat, telah meneken rencana anggaran militer baru tersebut. Sebuah kenaikan terbesar sejak inisiatif Perang Global oleh Presiden AS George W. Bush yang hanya meningkat dari US$ 345 miliar menjadi menjadi US$ 437 miliar.

Pentaqgon sendiri mengatakan bahwa peningkatan anggaran itu disebabkan oleh semakin meningkatnya ancaman dari Cina, Rusia, dan Korea Utara.

Menteri Pertahanan AS James Mattis menegaskan bahwa anggaran diperlukan guna mempersiapkan kesiapan tempur seluruh tantara AS di berbagai penjuru belahan dunia dalam menghadapi konflik, termasuk perang di Afghanistan, serta ancaman perang dengan Korea Utara, sebagaimana dilansir Sputnik.

Baca juga:
Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Telan Dana 50 Miliar Dolar
Amerika Serikat Fasilitasi Ukraina Alutsista Besar-besaran
Perancis Naikkan Anggaran Militernya Mencapai 40 Persen

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Pentagon juga mengatakan bahwa peningkatan anggaran ini bukanlah karena AS di serang, tapi lebih kepada tantangan logistik langsung, termasuk peningkatan pelatihan pasukan, pengembangan teknologi pertahanan rudal yang lebih canggih, rekayasa kecerdasan buatan, termasuk untuk memodernisasi sistem persenjataan nuklir.

Seperti diketahui, sejak Kongres mengeluarkan Undang-Undang Pengendalian Anggaran 2011 yang membatasi pengeluaran militer, Pentagon telah berulang kali memperingatkan bahwa jumlah pasukan tempur yang siap bertempur menjadi terlalu kecil untuk mempertahankan negara dari serangan. Para pejabat militer juga mengeluhkan mengenai peralatan militer yang sudah tua, termasuk tentara yang tidak dilatih dengan teknologi perang baru.

Kebijakan luar negeri Trump tampaknya akan semakin meningkatkan lebih banyak misi tempur ke berbagai wilayah konflik seperti di Somalia dan Yaman termasuk ke Afghanistan.

Sementara penerima manfaat sebenarnya dalam belanja militer adalah perusahaan senjata besar seperti: Lockheed Martin, Boeing dan General Dynamics. Seperti pembuatan 10 kapal tempur baru pada tahun 2019. Juga pembelian pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet buatan Boeing sebanyak 24 unit untuk menambal kekurangan armada pesawat tempur di Angkatan Laut.

Baca Juga:  Anggaran Pembangunan Tugu Keris Capai 2,1 Miliar, Juhari Anggota DPRD Sumenep Minta Masyarakat Ikut Mengawasi

Sementara Angkatan Udara akan mengadakan 77 pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter pabrikan Lockheed Martin serta untuk mendanai pesawat pembom B-21 Northrop Grumman. (Banyu)

Related Posts

1 of 54