Ekonomi

Indonesia Menjadi Negara Eksportir Babi Terbesar ke Singapura

NUSANTARANEWS.CO – Sungguh mengejutkan, di saat gaduh soal ketergantungan daging sapi impor, Indonesia ternyata sejak 2009 tercatat sebagai salah satu negara pengekspor babi terbesar ke Singapura yang mencapai 29.000 ton. Berdasarkan data Pengembangan Budidaya Peternakan Kementerian Pertanian tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia telah mampu mengekspor ternak babi ke luar negeri dengan jumlah ekspor 35.370.257 kg dengan nilai US$ 62.124.790.  Ekspor terbesar berasal dari Pulau Bulan Propinsi Kepulauan Riau.

Sebagai informasi bahwa sentra budidaya ternak babi Indonesia berada di Kepri, Sumut, Kalbar, Kalteng, Bali, NTT, Sulut, Papua dan Papua Barat. Populasi ternak babi nasional sendiri menurut data Kementan dan BPS mengalami peningkatan, bila pada 2004 populasinya berjumlah 6.497.283 ekor, pada 2015 menjadi 8.0443.795 ekor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi daging nasional pada 2012 sebesar 2,7 juta ton. Jumlah ini terdiri dari daging unggas (ayam dan itik) 1.818.000 ton (67%), daging sapi 505.000 ton (18%), daging babi 235.000 ton (8%), daging kambing dan domba 115.500 ton (4%), daging kerbau 35.000 ton (1%), dan daging lainnya 54.000 ton (2%)

Baca Juga:  Pengentasan Kemiskinan di Madura, Inilah Cita -Cita Luman Menang Pilgub Jawa Timur

Dalam sebuah acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), tahun lalu, terungkap bahwa ternak babi potensinya sangat besar untuk memenuhi pasar ekspor. Oleh karena itu, kedepan peluang Indonesia untuk melakukan ekspansi ke pasar global sangat terbuka. Seperti diketahui sejak tahun 2006 ternak babi Indonesia sudah surplus, hampir satu juta ekor dalam setahun.

Singapura adalah pasar utama ekspor, karena warga Singapura lebih menyukai daging babi asal Indonesia ketimbang dari Eropa dan Brazil. Selama ini, ekspor ke Singapura dikirim dalam bentuk fresh meat, sedangkan Eropa dan Brazil mengirim dalam bentuk potongan. Di samping itu, dengan harga daging babi kita yang lebih murah dibanding negara-negara Asia lainnya, tidak menutup kemungkinan bisa menembus pasar Eropa.

Juga tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian orang di dunia mengkonsumsi daging babi. Misal India, mereka tidak makan sapi tapi menjual sapi. Menarik untuk di cermati bahwa di Pulau Jawa konsumsi daging babi termasuk tinggi, mencapai 13 juta kg dalam setahun, mengalahkan konsumsi daging babi di wilayah Indonesia Timur. Bahkan mengalahkan Australia. (banyu/diolah dari berbagai sumber)

Related Posts

1 of 4