Budaya / SeniPuisi

Hujan Juni, Kelana tak Berakhir

Puisi Muhammad Daffa

KELANA TAK BERAKHIR

Kata-kata tak peduli
Harus mati atau tersingkir
Ketika dunia semakin mengabur
Oleh omong-kosong yang fana

Kata-kata rumah bagi kita
Yang tak pernah mampu menafsir samar dunia
Mengabur oleh berita

Kata-kata tak peduli
Harus mati atau tersingkir
Ketika dunia semakin derita
dan bahagia hanya bisa dibeli di dalam ruang hampa: negara.

2017
HUJAN JUNI

Ini bukan tentang hujan di Juni, yang menyisakan rindu di debar para Hawa

Ketika membaca sajak Sapardi.

Ini hanya oceh garing seorang pemuda, di bawah waktu-waktu yang tua

“Tak ada yang lebih nyeri, selain musim kemarau di dadamu yang tak pernah pergi.”

“Disimpannya hujan sepanjang bulan yang tabah dan tak gemetar itu.”

“Tak ada yang lebih rahasia, selain kemarau di Juni ini.”

“Dijadikannya semacam curhat kepada sepi di kala malam semakin meninggi.”

“Tak ada yang lebih mimpi, ketimbang kuyup di bawah gerimis Juni.”

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Kuceritakan gigilnya raga kepada bunga mawar yang dahan-dahannya membujang di taman itu.”

2017

Muhammad Daffa, Lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Menulis Puisi sejak 2015. Mahasiswa di Prodi Sastra Indonesia Universitas Airlangga, Surabaya. Karya-karyanya dimuat di Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Koran Banjar, Media Kalimantan, Buletin Jejak, Tribun Bali, Sumatra Ekspress, Palembang Ekspress, Lokomoteks, Majalah Sastra Santarang, dan beberapa antologi bersama: Ije Jela(Tifa Nusantara 3), Nyanyian Untuk Ane, 1550 MDPL(Antologi Puisi Tentang Kopi), Hikayat Secangkir Robusta(Antologi Puisi Krakatau Award 2017), Menderas Sampai Siak(HPI Riau 2017), serta Rampai: Banjarbaru Lewat Sajak(Antologi Puisi Penyair Banjarbaru) yang akan diluncurkan Desember mendatang di Rainy Day Literary Festival. Kumpulan puisi tunggal yang telah terbit berjudul Talkin. Buku puisi keduanya, Suara Tanah Asal, akan terbit pula dalam waktu dekat.

Puisinya yang berjudul Hikayat Di Tulang Bawang, terpilih sebagai karya nominasi dalam ajang Cipta Puisi Krakatau Award 2017 yang digagas Lamban Sastra, Provinsi Lampung. Puisinya yang lain, Tidurnya Buku, terpilih sebagai juara kedua dalam Lomba Cipta Puisi yang digagas Kampung Buku Jogja#3. Baru-baru ini, puisinya yang berjudul Membaca Hasan juga menyabet pemenang ketiga dalam ajang Pekan Bahasa Universitas Sebelas Maret, Solo, yang salah satu dewan jurinya adalah Agus Noor.

Related Posts

1 of 121