Budaya / SeniRubrika

Hakikat Ilmu dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim

NUSANTARANEWS.CO –  Ilmu merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari manusia. Hal ini membuat manusia harus lebih giat dan semangat dalam mengemban misi sebagai makhluk yang diberi akal dan fikiran, karna dalam perkembangannya, ilmuwan sering menemukan hal-hal baru dalam khasanah keilmuan yang perlu dipublikasikan kepada khalayak sebagai suatu pengetahuan yang dapat dibuktikan kebenaran ilmiahnya.

Sebagai seorang akademisi menggali informasi yang berkaitan dengan keilmuan perlu ditingkatkan, karna dalam perkembangannya masyarakat perlu kebenaran dari sebuah informasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ilmu adalah washilah (pengantar) menuju ketaqwaan yang menyebabkan seseorang mulia di sisi Tuhannya dan untuk mendapat kebahagiaan yang abadi.

Baca:

Dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim karya Burhanul Islam al-Zarnuji pada penggalan syair Muhammad bin Hasan bin Abdillah “Tuntutlah Ilmu, karena ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan, dan pertanda segala pujian”.  Pada bait yang pertama ini menunjukkan bahwa ilmu sebagai perhiasan yang indah bagi pemiliknya, karena ilmu menjaga pemiliknya tidak seperti harta yang harus dijaga oleh pemiliknya. Selain itu, ilmu sebagai tolak ukur atau pembeda antara yang berilmu dan orang awam sehingga kedudukan orang yang berilmu lebih tinggi.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Buka FGD Penyampaian LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2023

Ilmu sebagai ayat kauniyah Tuhan perlu dibaca setiap umat manusia agar manusia itu berfikir kebesaran-kebesaran Tuhannya yang indah dalam menciptakan alam semesta dan seisinya, serta tunduk dan tidak menyombongkan diri atas apa yang dimilikinya.

Pada syair yang kedua “Jadikanlah dirimu sebagai orang yang selalu menambah ilmu setiap hari. Dan berenanglah di lautan makna”.  Pada dasarnya ilmu  memang harus dicari dan digali di setiap waktu. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada zaman modern ini sebagai wujud pentingnya mencari ilmu bagi manusia sebagai generasi intelektual. Dalam menuntut ilmu pun dibutuhkan guru sebagai pembimbing yang menunjukkan arah mana yang harus ditempuh oleh peserta didik /murid. Guru selain menjadi fasilitator juga motivator bagi peserta didiknya untuk menggerakan semangat menuntut ilmu dalam diri peserta didik juga menuntunnya agar mendalami ilmu pengetahuan secara luas.

Peserta didik pun harus memiliki semangat yang tinggi, ketekunan, kesungguhan serta keberanian dalam menggali ilmu pengetahuan yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa yang akan menata dan mengurus kehidupan bangsa agar kedepannya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Baca Juga:  Kabupaten Nunukan Dapatkan Piala Adipura untuk Kedua Kalinya

Di samping ilmu pengetahuan, peserta didik perlu diajarkan ilmu akhlak/ adab sebagai sifat dan sikap seorang muslim yang cerdas, karena degradasi moral yang melanda bangsa ini melahirkan banyak pejabat yang ahli dalam bidang korupsi. Ilmu etika atau yang biasa disebut pendidikan karakter perlu ditanamkan secara mengakar pada peserta didik. Mental seorang intelek muslim harus menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Baca juga:

Pada bait akhir dari syair Muhammad bin Hasan bin Abdillah “seorang ahli fikih yang teguh, lebih berat bagi syetan dibanding seribu ahli ibadah (yang tidak berilmu)”Pada hakikatnya semua ilmu itu baik selagi tidak membawa mudharat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Bagi seorang muslim ilmu fikih adalah ilmu yang sangat penting karena ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang menentukkan sah tidaknya suatu ibadah secara syariat islam. Bahkan, syaitan pun lebih berat menggoda ahli ilmu (fikih) dibanding ahli ibadah yang tidak berilmu. Dalam artian lain, seseorang yang memiliki ilmu tidak mudah dibodohi oleh pernyataaan-pernyataan yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah kebenarannya. Karena itu eksistensi ilmu sangat penting dalam kehidupan. Ilmulah yang mengantarkan manusia pada jalan kebenaran dan kedamaian. Serta Allah mudahkan jalan ke surga bagi para pencari ilmu.

Baca Juga:  Tim PPWI Lakukan Kunjungan Silahturahmi kepada Kepala Balai TNUK

 

Penulis: Anisatul Maftukhah, Mahasiswa Semester 2 Program studi PAI IAIN Purwokertolahir di Banyumas pada5 Desember 1999 yang bergiat di Sekolah kepenulisan Sastra Peradaban IAIN Purwokerto.

Related Posts

1 of 3,462